Rabu, 16 November 2016

LAPORAN BACAAN Teologi PB I Mr. Dermas Takela

LAPORAN BACAAN



Di Laporkan oleh:
Nama : Dermas Takela
M. Kuliah : Teologi PB I
Dosen : Veronika Naibaho, M.Th

Setelah penulis membaca buku yang berjudul “Ambang Pintu Teologi” dari karangan Paul Avis maka penulis dapat melaporkan sebagai berikut:
1.    APAKAH TEOLOGI

BERBICARA TENTANG ALLAH
            Kata teologi berasal dari kata Yunani theos yang berarti Allah, dan logos yang berati perkataan, pikiran percakapan. Dengan demikian teologi adalah berpikir atau berbicara tentang Allah. Kalau dikatakan teologi adalah berpikir tentang Allah, dapat berati bahwa hal tersebut adalah suatu yang dapat kita kerjakan dalam kesendirian. Pikiran adalah terhadap kehadiran Allah terhadap perwujutan dari Yang Kudus. Bila mana pikiran kita sendiri mengarah pada persoalan – persoalan pada makna hidup, nilai – nilai di luar batas pemikiran dan rahasia takdir manusia, maka sedang  berteologi atau mengajarkan teologi.

TEOLOGI YANG KUDUS
            Kita hanya dapat menggambarkan Allah dalam lambang. “ Allah adalah terang dan pada-Nya tidak ada gelap sama sekali.” Dengan demikian, apabila kita tegaskan teologi secara etimologis sebagai “logos” mengenai “theos”, atau bercap – cakap menganai Allah, maka kita menggunakan semacam steno. Apa yang sebenarnya yang kita maksud dengan teologi, adalah kita berbicara hal – hal mengenai Allah, tentang mengenai manusiawi mengenai Allah, tentang tanggapan manusia terhadap Allah. Bahkan buku teologi, yaitu data – datanya, terdiri dari penafsiran manusia terhadap kenyataan atau kehadiran Allah.

TEOLOGI DAN SIMBOLISME
            Teologi bukan ilmu yang memiliki batas-batas bidang yang jelas. Tidaklah benar untuk menyatakan bahwa ilmu teologi meneliti teks-teks suci sama seperti ilmu geologi mempelajari formasi batu-batuan dan lain sebagainya. Teologi adalah suatu pendekatan terhap kenyataan mrnyeluruh. Teologi bertujuan menjelajahi kenyataan. Lebih rinci lagi, teologi bertujuan meneliti dimensi dari kenyataan itu yang teramat penting bagi makna keberadaan manusia.

2.    PERJANJIAN LAMA
Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dalam bahasa ibrani. Kedua kitab Ezra dan Daniel, mengandung beberapa bab atau bagia dalam bahasa Aram. Selanjutnya ada 19 karangan yang lazim dikenal sebagai kitab-kitab apokrif. Beberapa diantara aslinya ditulis dari bahasa Ibrani, tetapi salinan-salina yang masih ada terutama dalam versi Yunani atau siria. Orang-orang Yahudi tidak mengakui karya-karya ini sebagai bagian dari kitab suci ibrani, sementara oran-orang kristen tidak sepakat untuk mengakui karya-karya tersebut di atas sebagai bagian dari kitab suci.
            Agar memahami kitab-kitab perjanjian lama, para sarjana harus menjawab pertanyaan yang berbeda-beda, namun salin berkaitan, sebagai berikut:
1.    Apa yang sebenarnya ditulis oleh penulis-penulis Alkitab? (kritik/penilitian teks).
2.    Bagaimana tulisan-tulisan mereka itu diterjemahkan ke dalam bahasa masa kini?(studi tata bahasa dan filologi).
3.    Bentuk-bentuk kesusastraan apa yang penulis-penulis pakai untuk menyampaikan pesan mereka? Misalnya pepatah, sabda dewa, syair, nyanyian, doa, ratapan(kritik/penilitian bentuk sastra).
4.    Sumber apa, kalau ada, yang digunakan penulis-penulis dan cara sekarang ini?(kritik/penilitian sastra, kritik redaksi).

Membaca Teks Dalam Terang Sejarah Israel
Selama 100 tahun yang lampau panggilan di mesir, asyur purba dan ,babel telah mengasilkan ribuan teks, yang untuk pertama kali memungkinkan sejarah asia barat daya purba dipelajari berdasarkan sumber-sumber tanggan pertama. Namun raja-raja mesir, babel dan asyur yang selama ini hanya dikenal dari perjanjian lama itu, telah berubah menjadi nama-nama orang terkenal. Bahkan kita mempunyai catatan-catatan peristiwa-peristiwan yang dapat dalam perjanjian lama. Yang peling terkenal adalah riwayat sanherib mengenai seramgan terhadap hiskia 701 SM (2 raj 18:13-19:36) dan riwayat nebukadnesar tentang hancurnya bait Allah ditahun 587 SM.
3.    PERJANJIAN BARU
Perjanjia baru begitu dikenal orang sehingga kita cenderung memberinya perhatian yang berlebihan.dengan demikian, mudah sekali membayangkan sejumlah alasan mengapa perjanjian baru tidak perlu dibahas, walaupun kita merasa adalah salah untuk menyatakan begitu, mengingat bahwa perjanjian baru adalah laporan utam tentang Tuhan kita, Yesus Kristus.
Begitu banyak pokok penting yang bergantung pada perjanjian baru, sehingga dibutuhkan penilitian yang paling serius, walaupun perjanjian baru itu sudah sangat dikenal dalam beberapa cara. Perjanjian beru bukanlah jenis buku yang dapat diberikan jawaban siap dipakai untuk sebagai macam masalah. Mereka yang berdasarkan dari pada pengajaran Yesus terlalu sering memakai ayat-ayat untuk mendukung posis mereka tanpa memikirkan konteks atau hubunganya dengan pengajaran Yesus secara keseluruhan.
Dengan pertimbangan faktor-faktor ini, maka dapat dikatakan bahwa tujuan studi perjanjian baru adalah partama dan terutama untuk menemkan arti sesungguhnya dari perjanjian baru. Pemakaian-pemakaian lainya, termasuk pemakaianya dalam ibadah atau untuk iman pribadi, tidak penting itu. Jadi bagaimana caranya kita akan mulai:
1.    Bahasa
2.    Teks
3.    masalah sinoptis
4.    penilitian bentuk sastra dan penilitian redaksi
5.    paulus dan kisah para rasul
6.    ibrani dan surat-surat katolik
7.    wahyu
8.    studi dan iman


4.    DOKTRIN KRISTEN/TEOLOGI SISTEMATIK
Doktrin dan sistem
Jenis-jenis dan pengajaran
Doktrin berarti ajaran dan doktrin kristen dilaksanakn dalam berbagai konteks dan untuk berbagai tujuan.
1.    Doktrin kristen dapat bersifat kateketis, yang ditujukan kepada calon-calon baptisan dan sidi.
2.    Doktrin dapat bersifat liturgis.
3.    Doktrin kristen dapat bersifat anti ajaran sesat.
4.    Doktrin kristen dapat bersifat dokmatis.
5.    Doktrin kristen dapat bersifat apologetis.
6.    Doktrin kristen dapat bersifat positif kerugmatis.
Gambaran-gambarannyang berkaitan
Doktrin kristen secara langsung, maka ia terlibat dengan satu usaha yang patut disebut sistematik. Sistematisasi mulai pada saat seorang guru kristen, seharusny semuanya, tidak lagi hanya mengulang kata-kata alkitab atau rumusan iman klasik. Karena:
1.    Tiap upaya menerjemahkan iman, yaitu menyatakanya kembali dalam istilah-istilah lain, berarti memakai bahasa dan konsep yang tidak secara khusus di rancang untu tujuan tersebut.
2.     Pengajarn kristen yang menegaskan kembali imanya akan merancang isinya ke dalam suatu bentuk.
3.    Usaha doktrin kristen menjadi sistematis penuh bila pengajar dengan sengaja berusaha menyajikan pandangan kristen secara menyeluruh.

Pendekatan Historis dan Teologis.
1.    Seorang dapat mendekati studi doktrin kristen dari sudut pandang historis.
2.    Doktrin kristen dalam cara yang mebuat kepentingan pribadi dan kepentingan eksistensial seseorang lebih nyata sejak dimulai.
Tugas Sistematik
Perkerjaan seorang ahli sistematik
1.    Teologi yang sistematik yang utuh adalah uapayah untuk menjabarkan seluruh iman kristen dari sudut tertentu secara intelektual, logis dan bertanggung jawab.
2.    Membuat perbedaan antara theologia dan prima dan theologia secunda, teologi urutan pertama dan teologi urutan kedua, sangat berguna.
3.    Semua ini bertitik tolak pada anggapan bahwa ada penyingkapan diri dan memberi diri dari Allah kepada umat manusia, yang kepadanya iman kristen menanggung kesaksian.
4.    Setiap orang kristen yang berpikir adalah teolog sistematik dalam tingkat permulaan sejauh seseorang telah mulai melakukan, paling tidak untuk kepuasan diri sendiri.

Isu-isu dan tokoh-tokoh zaman ini
·         Masalah-masalah masa kini
a.    Secara gerejawi, salah satu ciri yang paling mencolok dari abad ke-20 adalah munculnya gereja sedunia yang tulen sesuai istilah yang digunakan Karl Rahner. Hal ini mempengaruhi pelaksanaan teologi dalam paling tidak tiga cara :
·         Wajah teologi mulai memperhatikan adanay keanekaragaman budaya geografis yang lebih besar.
·         Masalah oikumenis menjadi lebih penting.
·         Iman kristen dan agama kristen pada agama-agama besar didunia.
b.    Kehidupan didalam dusun sedunia menimbulkan beberapa masalah geopolitis di mana teologi dapat membantu iman mereflesikan.
c.    Di Eropa krisis perdaban yang diisyartkan oleh kemunduran kekristenan menawarkan kepada mereka yang tetap didalam gereja.

5.    FILSAFAT AGAMA

Apakah filsafat agama itu.
Filsafat agama adalah usaha yang berdwi arti, justru karena ia menyatakan diri mampu memberikan komentar tentang kebenaran agama diluar agama. Tentu, ahli filsafat boleh saja seorang penganut agama dan anggota umat beragama yang taat, tetapi untuk bersifat tentang agama ia harus menjauhi kewajiban-kewajibanya sendiri, supaya ia dapat berpikir secara filsafat tentang agama.

6.    SEJARAH TEOLGIS DAN TEOLGI SEJARAH

 Teologi dan Sejarah
Teologi sejarah adalah studi teologi dari sudut pandang masa lampau. Teologi sejarah mempertanyakan apa yang telah dikatan tentang Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya, oleh siapa, kapan dan mengapa dikatan begitu sebagai dikatan studi intelektual modern, sebagian besar teologi, juga dilakukan secara historis. Kebenaran yang ada sekarang, diuraikan sebagai penafsiran tentang apa yang dikatakan atau ditulis di masa lampau.
Metode –metode Studi
Para ahli teologi sejarah atau historis dan ahli sejarah Gereja menggunakan bermacam-macam meode dalam pekerjaannya dan mereka sering bekerja dengan atau berdampingan dengan bidang-bidang lain. Sejarah gereja puerba misalnya atau sejarah doktrinal masa permulaan atau penelitian tentang tulisan-tulisan kristen mula-mula ( sering disebut studi patristik karena yang dipelajari adalah karya bapa-bapa gereja). Semua yang berhubumgan denga sejarah, pemikiran dan kepustakaan peradoban klasik purba.
7.    TEOLOGI PRATIKA

Teologi yang sendiri masih baru, namun gagasan bahwa teologi pada dirinya adalah ilmu yang praktis telah ada sejak awal pemikiran teologis kristen. Didalam injil, berulang kali diingatkan bahwa pengikut-pengikut kristus haraus menjadi pelaku maupun pendengar, dan bahwa agama kristen adalah lebih dari sekadar teori spekulasi agama kristen adalah cara hidup. Khusunya dalam tulisan – tulisan Yohanein kita menemukan penekanan pada melakukan kebenaran, dan pada pendapat bahwa mereka yang mengasihi dan melekukan kebenaran itu adalah orang – orang yang mengenal Allah : barang siapa melakukan yang benar , ia datang kepada terang (Yohanes 3:21). Kebenaran tidak dianggap sebagai suatu yang harus direnungkan atau diteliti dari kejauhan; kebenaran harus di alami, diberlakukan, dikaitkan, namun diatas segalanya, dicintai, apabila kebenaran itu sungguh-sungguh ingin diketahui. Oleh karena itu teologi harus terlibat dengan melakukan kebenaran dan mengelami kebenaran dalam perbuatan, seperti apa yang Roger Garaudy sebut dengan sifat aktif pengetahuan seperti :
Ø  Asal usul teologi praktika
Ø  Pendapat modern tentang teologi praktika
Ø  Konsep praktika
Ø  Teori dan praktika
Ø  Kemitraan dalam teologi praktika
Ø  Segi-segi teologi praktika

8.    TEOLOGI DAN STUDI KEAGAMAAN

Teologi dan studi keagamaan ini serta hubungan antara keduanya adalah sulit, paling sulit, sarjana-sarjana dan pengajaran-pengajaran kedua bidang itu sendiri tidak sepakat mengenai apa yang cukup dalam ruang lingkup dan metode masing-masing. Keadaan makin membingungkan lagi pada lembaga-lembaga perguruan tinggi di Inggris dan di negara-negara lain, tidak ada penggamran tetap atau yang seragam untuk fakultas-fakultas/jurusan-jurusan dimana studi teologi dan studi keagamaan diussahakan sebagai akademis.

Teologi alamih dan teologi penyataan.
Satu pembedaan pokok utama di masa lalu, namun masih berlaku di beberapa kalangan kristen, adalah ntaara teologi penyataan dan teologi alamiah. Denagn meneliti perbedaan ini dan memperhatikan mengapa perbedaan itu makin kurang digunakan, maka kita akan memperoleh pemahaman tentang sifa usaha teologis. Teolgi penyataan mengenai kebenaran-kebenaran yang dinyatakan menganai Allah dan kegiatannya dan rencananya untuk manusia dan mdunia; artinya kebenaran-kebenaran yang sumbernya dibawahnya tidak berasal dari terang alamiah dari pikiran manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar