LAPORAN BACAAN
Di Laporkan oleh:
Nama : Dermas
Takela
M. Kuliah : Teologi
PB I
Setelah penulis membaca buku yang berjudul “Ambang
Pintu Teologi” dari karangan Paul
Avis maka penulis dapat melaporkan
sebagai berikut:
1. APAKAH TEOLOGI
BERBICARA TENTANG
ALLAH
Kata teologi berasal dari kata
Yunani theos yang berarti Allah, dan logos yang berati perkataan, pikiran
percakapan. Dengan demikian teologi adalah berpikir atau berbicara tentang
Allah. Kalau dikatakan teologi adalah berpikir tentang Allah, dapat berati
bahwa hal tersebut adalah suatu yang dapat kita kerjakan dalam kesendirian.
Pikiran adalah terhadap kehadiran Allah terhadap perwujutan dari Yang Kudus.
Bila mana pikiran kita sendiri mengarah pada persoalan – persoalan pada makna
hidup, nilai – nilai di luar batas pemikiran dan rahasia takdir manusia, maka
sedang berteologi atau mengajarkan
teologi.
TEOLOGI YANG KUDUS
Kita hanya dapat menggambarkan Allah
dalam lambang. “ Allah adalah terang dan pada-Nya tidak ada gelap sama sekali.”
Dengan demikian, apabila kita tegaskan teologi secara etimologis sebagai
“logos” mengenai “theos”, atau bercap – cakap menganai Allah, maka kita
menggunakan semacam steno. Apa yang sebenarnya yang kita maksud dengan teologi,
adalah kita berbicara hal – hal mengenai Allah, tentang mengenai manusiawi mengenai
Allah, tentang tanggapan manusia terhadap Allah. Bahkan buku teologi, yaitu
data – datanya, terdiri dari penafsiran manusia terhadap kenyataan atau
kehadiran Allah.
TEOLOGI DAN SIMBOLISME
Teologi bukan ilmu yang memiliki
batas-batas bidang yang jelas. Tidaklah benar untuk menyatakan bahwa ilmu
teologi meneliti teks-teks suci sama seperti ilmu geologi mempelajari formasi
batu-batuan dan lain sebagainya. Teologi adalah suatu pendekatan terhap
kenyataan mrnyeluruh. Teologi bertujuan menjelajahi kenyataan. Lebih rinci
lagi, teologi bertujuan meneliti dimensi dari kenyataan itu yang teramat
penting bagi makna keberadaan manusia.
2. PERJANJIAN LAMA
Perjanjian Lama
terdiri dari 39 kitab dalam bahasa ibrani. Kedua kitab Ezra dan Daniel,
mengandung beberapa bab atau bagia dalam bahasa Aram. Selanjutnya ada 19
karangan yang lazim dikenal sebagai kitab-kitab apokrif. Beberapa diantara
aslinya ditulis dari bahasa Ibrani, tetapi salinan-salina yang masih ada terutama
dalam versi Yunani atau siria. Orang-orang Yahudi tidak mengakui karya-karya
ini sebagai bagian dari kitab suci ibrani, sementara oran-orang kristen tidak
sepakat untuk mengakui karya-karya tersebut di atas sebagai bagian dari kitab
suci.
Agar memahami kitab-kitab perjanjian
lama, para sarjana harus menjawab pertanyaan yang berbeda-beda, namun salin
berkaitan, sebagai berikut:
1. Apa yang sebenarnya ditulis oleh penulis-penulis Alkitab?
(kritik/penilitian teks).
2. Bagaimana tulisan-tulisan mereka itu diterjemahkan ke
dalam bahasa masa kini?(studi tata bahasa dan filologi).
3. Bentuk-bentuk kesusastraan apa yang penulis-penulis pakai
untuk menyampaikan pesan mereka? Misalnya pepatah, sabda dewa, syair, nyanyian,
doa, ratapan(kritik/penilitian bentuk sastra).
4. Sumber apa, kalau ada, yang digunakan penulis-penulis dan
cara sekarang ini?(kritik/penilitian sastra, kritik redaksi).
Membaca Teks Dalam
Terang Sejarah Israel
Selama 100 tahun yang lampau panggilan di mesir, asyur
purba dan ,babel telah mengasilkan ribuan teks, yang untuk pertama kali
memungkinkan sejarah asia barat daya purba dipelajari berdasarkan sumber-sumber
tanggan pertama. Namun raja-raja mesir, babel dan asyur yang selama ini hanya
dikenal dari perjanjian lama itu, telah berubah menjadi nama-nama orang
terkenal. Bahkan kita mempunyai catatan-catatan peristiwa-peristiwan yang dapat
dalam perjanjian lama. Yang peling terkenal adalah riwayat sanherib mengenai
seramgan terhadap hiskia 701 SM (2 raj 18:13-19:36) dan riwayat nebukadnesar
tentang hancurnya bait Allah ditahun 587 SM.
3.
PERJANJIAN BARU
Perjanjia baru begitu dikenal orang sehingga kita
cenderung memberinya perhatian yang berlebihan.dengan demikian, mudah sekali
membayangkan sejumlah alasan mengapa perjanjian baru tidak perlu dibahas,
walaupun kita merasa adalah salah untuk menyatakan begitu, mengingat bahwa
perjanjian baru adalah laporan utam tentang Tuhan kita, Yesus Kristus.
Begitu banyak pokok penting yang bergantung pada
perjanjian baru, sehingga dibutuhkan penilitian yang paling serius, walaupun
perjanjian baru itu sudah sangat dikenal dalam beberapa cara. Perjanjian beru
bukanlah jenis buku yang dapat diberikan jawaban siap dipakai untuk sebagai
macam masalah. Mereka yang berdasarkan dari pada pengajaran Yesus terlalu
sering memakai ayat-ayat untuk mendukung posis mereka tanpa memikirkan konteks
atau hubunganya dengan pengajaran Yesus secara keseluruhan.
Dengan pertimbangan faktor-faktor ini, maka dapat
dikatakan bahwa tujuan studi perjanjian baru adalah partama dan terutama untuk
menemkan arti sesungguhnya dari perjanjian baru. Pemakaian-pemakaian lainya,
termasuk pemakaianya dalam ibadah atau untuk iman pribadi, tidak penting itu.
Jadi bagaimana caranya kita akan mulai:
1. Bahasa
2. Teks
3. masalah sinoptis
4. penilitian bentuk sastra dan penilitian redaksi
5. paulus dan kisah para rasul
6. ibrani dan surat-surat katolik
7. wahyu
8. studi dan iman
4.
DOKTRIN KRISTEN/TEOLOGI SISTEMATIK
Doktrin dan sistem
Jenis-jenis dan
pengajaran
Doktrin berarti ajaran dan doktrin kristen dilaksanakn
dalam berbagai konteks dan untuk berbagai tujuan.
1. Doktrin kristen dapat bersifat kateketis, yang ditujukan kepada calon-calon baptisan dan sidi.
2. Doktrin dapat bersifat liturgis.
3. Doktrin kristen dapat bersifat anti ajaran sesat.
4. Doktrin kristen dapat bersifat dokmatis.
5. Doktrin kristen dapat bersifat apologetis.
6. Doktrin kristen dapat bersifat positif kerugmatis.
Gambaran-gambarannyang berkaitan
Doktrin kristen secara langsung, maka ia terlibat dengan
satu usaha yang patut disebut sistematik. Sistematisasi mulai pada saat seorang
guru kristen, seharusny semuanya, tidak lagi hanya mengulang kata-kata alkitab
atau rumusan iman klasik. Karena:
1. Tiap upaya menerjemahkan iman, yaitu menyatakanya kembali
dalam istilah-istilah lain, berarti memakai bahasa dan konsep yang tidak secara
khusus di rancang untu tujuan tersebut.
2. Pengajarn kristen
yang menegaskan kembali imanya akan merancang isinya ke dalam suatu bentuk.
3. Usaha doktrin kristen menjadi sistematis penuh bila
pengajar dengan sengaja berusaha menyajikan pandangan kristen secara menyeluruh.
Pendekatan Historis dan Teologis.
1. Seorang dapat mendekati studi doktrin kristen dari sudut
pandang historis.
2. Doktrin kristen dalam cara yang mebuat kepentingan
pribadi dan kepentingan eksistensial seseorang lebih nyata sejak dimulai.
Tugas Sistematik
Perkerjaan seorang ahli sistematik
1. Teologi yang sistematik yang utuh adalah uapayah untuk
menjabarkan seluruh iman kristen dari sudut tertentu secara intelektual, logis
dan bertanggung jawab.
2. Membuat perbedaan antara theologia dan prima dan
theologia secunda, teologi urutan pertama dan teologi urutan kedua, sangat
berguna.
3. Semua ini bertitik tolak pada anggapan bahwa ada
penyingkapan diri dan memberi diri dari Allah kepada umat manusia, yang
kepadanya iman kristen menanggung kesaksian.
4. Setiap orang kristen yang berpikir adalah teolog
sistematik dalam tingkat permulaan sejauh seseorang telah mulai melakukan,
paling tidak untuk kepuasan diri sendiri.
Isu-isu dan
tokoh-tokoh zaman ini
·
Masalah-masalah masa
kini
a. Secara gerejawi, salah satu ciri yang paling mencolok
dari abad ke-20 adalah munculnya gereja sedunia yang tulen sesuai istilah yang
digunakan Karl Rahner. Hal ini mempengaruhi pelaksanaan teologi dalam paling
tidak tiga cara :
·
Wajah teologi mulai
memperhatikan adanay keanekaragaman budaya geografis yang lebih besar.
·
Masalah oikumenis
menjadi lebih penting.
·
Iman kristen dan agama
kristen pada agama-agama besar didunia.
b. Kehidupan didalam dusun sedunia menimbulkan beberapa
masalah geopolitis di mana teologi dapat membantu iman mereflesikan.
c. Di Eropa krisis perdaban yang diisyartkan oleh kemunduran
kekristenan menawarkan kepada mereka yang tetap didalam gereja.
5.
FILSAFAT AGAMA
Apakah filsafat
agama itu.
Filsafat agama adalah usaha yang berdwi arti, justru karena ia menyatakan
diri mampu memberikan komentar tentang kebenaran agama diluar agama. Tentu,
ahli filsafat boleh saja seorang penganut agama dan anggota umat beragama yang
taat, tetapi untuk bersifat tentang agama ia harus menjauhi
kewajiban-kewajibanya sendiri, supaya ia dapat berpikir secara filsafat tentang
agama.
6.
SEJARAH TEOLGIS DAN TEOLGI SEJARAH
Teologi dan
Sejarah
Teologi sejarah adalah studi teologi dari sudut pandang masa lampau.
Teologi sejarah mempertanyakan apa yang telah dikatan tentang Allah dan
perbuatan-perbuatan-Nya, oleh siapa, kapan dan mengapa dikatan begitu sebagai
dikatan studi intelektual modern, sebagian besar teologi, juga dilakukan secara
historis. Kebenaran yang ada sekarang, diuraikan sebagai penafsiran tentang apa
yang dikatakan atau ditulis di masa lampau.
Metode –metode
Studi
Para ahli teologi sejarah atau historis dan ahli sejarah
Gereja menggunakan bermacam-macam meode dalam pekerjaannya dan mereka sering
bekerja dengan atau berdampingan dengan bidang-bidang lain. Sejarah gereja
puerba misalnya atau sejarah doktrinal masa permulaan atau penelitian tentang
tulisan-tulisan kristen mula-mula ( sering disebut studi patristik karena yang
dipelajari adalah karya bapa-bapa gereja). Semua yang berhubumgan denga
sejarah, pemikiran dan kepustakaan peradoban klasik purba.
7.
TEOLOGI PRATIKA
Teologi yang sendiri masih baru, namun gagasan bahwa teologi
pada dirinya adalah ilmu yang praktis telah ada sejak awal pemikiran teologis
kristen. Didalam injil, berulang kali diingatkan bahwa pengikut-pengikut
kristus haraus menjadi pelaku maupun pendengar, dan bahwa agama kristen adalah
lebih dari sekadar teori spekulasi agama kristen adalah cara hidup. Khusunya
dalam tulisan – tulisan Yohanein kita menemukan penekanan pada melakukan
kebenaran, dan pada pendapat bahwa mereka yang mengasihi dan melekukan
kebenaran itu adalah orang – orang yang mengenal Allah : barang siapa melakukan
yang benar , ia datang kepada terang (Yohanes 3:21). Kebenaran tidak dianggap
sebagai suatu yang harus direnungkan atau diteliti dari kejauhan; kebenaran
harus di alami, diberlakukan, dikaitkan, namun diatas segalanya, dicintai,
apabila kebenaran itu sungguh-sungguh ingin diketahui. Oleh karena itu teologi harus
terlibat dengan melakukan kebenaran dan mengelami kebenaran dalam perbuatan,
seperti apa yang Roger Garaudy sebut dengan sifat aktif pengetahuan seperti :
Ø Asal usul teologi praktika
Ø Pendapat modern tentang teologi praktika
Ø Konsep praktika
Ø Teori dan praktika
Ø Kemitraan dalam teologi praktika
Ø Segi-segi teologi praktika
8.
TEOLOGI DAN STUDI KEAGAMAAN
Teologi dan studi keagamaan ini
serta hubungan antara keduanya adalah sulit, paling sulit, sarjana-sarjana dan
pengajaran-pengajaran kedua bidang itu sendiri tidak sepakat mengenai apa yang
cukup dalam ruang lingkup dan metode masing-masing. Keadaan makin membingungkan
lagi pada lembaga-lembaga perguruan tinggi di Inggris dan di negara-negara
lain, tidak ada penggamran tetap atau yang seragam untuk
fakultas-fakultas/jurusan-jurusan dimana studi teologi dan studi keagamaan
diussahakan sebagai akademis.
Teologi alamih dan teologi penyataan.
Satu pembedaan pokok utama di masa lalu, namun masih
berlaku di beberapa kalangan kristen, adalah ntaara teologi penyataan dan
teologi alamiah. Denagn meneliti perbedaan ini dan memperhatikan mengapa
perbedaan itu makin kurang digunakan, maka kita akan memperoleh pemahaman
tentang sifa usaha teologis. Teolgi penyataan mengenai kebenaran-kebenaran yang
dinyatakan menganai Allah dan kegiatannya dan rencananya untuk manusia dan
mdunia; artinya kebenaran-kebenaran yang sumbernya dibawahnya tidak berasal dari
terang alamiah dari pikiran manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar