Selasa, 12 Februari 2019

HATI - HATI BERCANDA DENGAN ORANG GUYS

HATI - HATI BERCANDAN DENGAN ORANG GUYS.

Mengapa saya katakan hati - hati bercanda dengan orang???
Karena ada orang yang bisa bercanda sama kita dan kita gak bisa bercanda balik dengan dia. inilah masalahnya guys.

oleh sebab itu guys, saya mau ceritakan pengalaman saya guys tentang masalah ini guys biar dimana pun guys berada bisa tau dong, kan gak masalah kalo kita bagi - bagi pengalaman ya guys. 

nah, pernah guys saya di candain sama teman sekerja saya guys dan saya anggap itu semua bercanda guys dan saya terima semuanya itu denga enjoy guys dan saya mikir itu semua mah biasalah. eh, tau gak guys..... suatu saat saya bercanda balik sama dya malah gak mau diterima guys inilah masalahnya guys. akhirnya saya langsung minta maaf guys sama dya.

ternya saya baru tau guys kalo ada orang yang bisa bercanda sama kita lalu kita bercanda sama dya malah dya gak di teriman guys malah dya tersinggung.

Gampang tersinggung
Orang yang lemah EQ gampang tersinggung karena ia sendiri kurang percaya diri dan pikirannya tertutup.
Bahkan kadang, orang bercanda saja dianggap serius. Akhirnya ia tersinggung hingga menyimpan dendam.


semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua guys dan kalo bisa gak terjadi lagi di kalangan kita guys.



 Mr. Dermas 

Rabu, 09 Mei 2018

Skripsi Bab I Mr. Dermas


PENGARUH BIMBINGAN PRANIKAH DALAM
KEHIDUPAN RUMAH TANGGA
DI GEREJA BETHEL INJIL SEPENUH
JEMAAT “BUKIT ZAITUN” LONG APARI
MAHAKAM ULU – KALIMANTAN TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Theologi “ IKAT ”
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teologi
Disusun oleh :
NAMA                   :  DERMAS TAKELA
NIM                        :  3634.32
PRODI                  :  TEOLOGI
KODE PRODI     :  77.201

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “ IKAT “ (233.105)
JAKARTA 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Alasan Pemilihan Judul
              Persatuan Suami dan Istri merupakan senjata ampuh dalam menghadapi segala pengaruh yang menghambat tercapainya segala kesejahteraan keluarga. Sepanjang sejarah pernikahan Manusia, hampir  tidak ada pernikahan yang tanpa masalah, baik masalah besar maupun kecil. Walaupun pada umumnya pernikahan dipersiapkan secara matang dan cukup mendalam di dalam perkenalan pribadi, juga tidak luput dari perselisihan – perselisihan atau pertengkaran-pertengkaran. Suami dan Istri adalah dua individu yang berbeda yang memasuki hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan sendiri - sendiri. Meskipun mereka sudah saling mengenal sebelumnya tetapi perbedaan perbedaan kecil dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan yang dibawa masing masing pribadi dapat menjadi sumber kekesalan, pertengkaran dan masalah.
              Mengingat banyaknya masalah yang dihadapi dan harus diselesaikan atau diatasi oleh pasangan suami istri, maka setiap ada persoalan yang timbul segera diselesaikan agar tidak sampai berlarut-larut. Karena masing-masing pribadi mengalami pengolahan yang terus menerus yang menuntut perubahan-perubahan maka mereka harus berusaha saling menyesuaikan diri. Suami atau istri yang mengalami kesulitan penyesuaian diri dengan pasangannya, perlu diberi perhatian secara khusus, pada hal-hal yang menyebabkan itu sulit menyesuaikan diri satu sama lain. Apabila pasangan suami istri itu sulit menyesuaikan diri, hal itu dapat mengakibatkan kesalahpahaman bahkan pertengkaran–pertengkaran yang akhirnya menghambat pembentukan pernikahan yang harmonis.
              Suami istri perlu mengadakan usaha-usaha penyesuaian diri yang dilakukan secara terus menerus, penuh kesabaran dan pengertian. Untuk mencapai keberhasilan dalam penyesuaian diri, diperlukan waktu yang lama dan proses yang berkepanjangan dari hari ke hari. Karena peneyesuaian diri dengan pasangannya tidak mudah dicapai, tidak sedikit pasangan suami istri yang gagal dalam pernikahan mereka.
              Demikian pula yang terjadi dalam pernikahan Kristen. Dalam hal ini Rasul Paulus banyak menulis tentang pernikahan Kristen dalam surat-suratnya yang dikirim ke jemaat-jemaat di Korintus, Efesus dan Kolose. Dalam pelayanannya, Rasul Paulus menghadapi berbagai bangsa dengan corak kebudayaan yang beragam. Namun demikian surat-surat  yang dikirim  Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, Efesus dan Kolose, bukan hanya khusus diberikan kepada jemaat tersebut di atas tetapi juga untuk setiap pernikahan Kristen.
              Dalam Kolose 3:23 Rasul Paulus menulis: Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Penerapan peraturan pernikahan bukan saja sebagai wujud ketaatan orang percaya kepada Kristus melainkan supaya terjalin keharmonisan antara masing-masing individu dalam pernikahan. Baik suami maupun istri harus berusaha saling mengerti dan menghargai berdasarkan kasih Kristus. Rasul Paulus juga melayani orang - orang dari berbagai latar belakang kehidupan, baik kelas ekonomi, status sosial maupun budayanya yang beraneka ragam. Sikap suami atau istri dalam pernikahan sangat dipengaruhi oleh latar belakangnya. Itulah sebabnya baik suami maupun istri harus mengerti prinsip-prinsip pernikahan yang diajarkan oleh Allah. Maka, bimbingan pra nikah harus dilakukan gembala di gereja.
            Dari pemaparan alasan pemilihan judul yang telah penulis paparkan maka penulis termotivasi untuk membahas judul Skripsi tentang PENGARUH BIMBINGAN PRANIKAH DALAM KEHIDUPAN RUMAH TANGGA DI GEREJA BETEL INJIL SEPENUH JEMAAT BUKIT ZAITUN MAHAKAM ULU – KALIMANTAN TIMUR“

B.           Tujuan Penulisan
1.    Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Teologi di Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”
2.    Untuk memberikan pemahaman tentang Bimbingan Pranikah.
3.    Untuk memberikan penjelasan tentang pengaruh bimbingan pranikah terhadap kehidupan rumah tangga.

C.           Problematika        
Problematika merupakan titik tolak dari penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dalam skripsi ini penulis memusatkan penelitian/ penulisan dalam bentuk pertanggung jawab sebagai berikut :
1.     Apa yang dimaksud dengan bimbingan pranikah.
2.    Apa jenis dan faktor pengaruh bimbingan pranikah.
3.    Apa pengaruhnya  bimbingan pranikah terhadap rumah tangga.

D.           Batasan Masalah
Agar pembahasan Skripsi ini tidak meluas maka penulis membuat batasan masalah khususnya pengaruh bimbingan pranikah dalam kehidupan rumah tangga di Gereja Betel Injil Sepenuh.

E.            Hipotesa
            Dalam penulisan Skripsi ini penulis memiliki anggapan yaitu : Di duga ada pengaruh antara bimbingan pranikah yang dilakukan pendeta terhadap keadaan rumah tangga. Jika ada bimbingan pra nikah dalam rumah tangga maka rumah tangga akan baik.

F.            Metode Penelitian
1.    Penelitian kepustakaan
Penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi yang penulis angkat.
2.    Penelitian dilapangan
Penulis langsung meneliti di lapangan untuk melihat kegiatan apa saja yang dilakukan di gereja dengan observasi lapangan, wawancara, dan juga menyebarkan angket guna memperoleh data yang akurat.

G.           Sistematika penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami secara seksama keseluruhan dari penulisan skripsi ini maka sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
A.           Alasan pemilihan judul
B.           Tujuan penulisan
C.           Problematika
D.           Batasan masalah
E.           Hipotesa
F.            Metode penelitian
G.           Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI
A.   pengertian
1.    Bimbingan.
2.    Pra nikan.
3.    Kehidupan.
4.    Rumah tangga.       
B.   Tinjauan tentang bimbingan pranikah.
         1.    Dasar bimbingan.
         2.    Tujuan bimbingan.
C.   Tinjauan tentang kehidupan rumah tangga
1.   Keluarga yang bahagia
2.   Tujuan kehidupan rumah tangga

D.   Pelaksanaan bimbingan pranikah

BAB III AREA RESEARCH
A.           Sejarah berdirinya gereja
B.           Visi dan Misi gereja
C.           Struktur Organisasi gereja
D.           Kegiatan pelayanan yang dilakukan.
E.           Pelaksanaan bimbingan pranikah
F.            Kendala – kendala bimbingan

BAB IV HASIL PENELITIAN
A.           Penyajian Data
B.                 Analisa Data
C.           Kesimpulan Penelitian
D.           Solusi terhadap kendala-kendala yang di hadapi.

BAB V PENUTUP
A.           Kesimpulan
B.           Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA
DAFTAR ABSENSI KONSULTASI

Rabu, 14 Juni 2017

Nama : Dermas Takela
Nim : 3634.32
Tugas : Tafsir PB III
TAFSIRKAN I Kor. 7:1-40

Cloud Callout: Apa maksud penulis ???


                  

1.    Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin,
Cloud Callout: Apa?2  tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.
3  Hendaklah
 suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya,
 demikian
 pula isteri terhadap suaminya.
4  Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
Text Box: Apa???5  Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
6  Hal ini kukatakan kepadamu sebagai kelonggaran, bukan sebagai perintah.
7  Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.
8  Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku.
9  Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.
10   Kepada orang-orang yang telah kawin aku  —  tidak, bukan aku, tetapi Tuhan  —  perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
11  Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.
Smiley Face: Siapa???

Siapa ???
12  Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
13  Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
14  Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
15  Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
16  Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu?
Flowchart: Alternate Process:  17   Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.
Text Box: Mengapa ????18  Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.
19  Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.
20  Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.
21  Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.
22  Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya.
23  Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
Oval: Siapa???24  Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.
25   Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah.
Flowchart: Alternate Process: Mengapa?????26  Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
27  Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
28  Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
29  Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
30  dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;
31  pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
32  Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
33  Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
Smiley Face: Siapa ??34  dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
35  Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
36  Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
37  Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
38  Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.
39  Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.

40  Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.