PAPER

JUDUL :
Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan
Nama : Dermas Takela
Nim : 3634.32
Prodi : Teologi
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen : Dr. Berliando L. M.Pd.K
SEKOLAH TINGGI
TOELOGI “IKAT” JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat TI,
IT atau infotech. Dalam Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2
mendefenisikan teknologi informasi adalah hardware dan software, dan bisa
termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks
bisnis atau usaha.
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi. Menurut Martin (1999), Teknologi informasi tidak hanya
terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang
akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi.
Sementara Williams dan Sawyer (2003), mengungkapkan bahwa
teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Dari defenisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak
hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi
telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil
konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Teknologi komputer merupakan teknologi yang berhubungan dengan
perangkat komputer seperti printer, pembaca sidik jari, CD-ROM, Prosesor, disk,
dan lain-lain. Komputer merupakan mesin serbaguna yang dapat digunakan untuk
keperluan pengolahan data apa saja menjadi informasi yang berguna. Hal ini
dimungkinkan karena komputer dapat dikendalikan oleh program yang terdiri atas
sederetan instruksi. Komputer akan bertindak sesuai instruksi yang diterimanya
dari program. Dengan kata lain komputer akan bertindak sesuai
keinginan pembuat program.
Teknologi komunikasi atau telekomunikasi merupakan teknologi
komunikasi jarak jauh. Termasuk teknologi telekomunikasi yang kita gunakan
sehari-hari adalah telepon, televisi, radio, handy-talky, handphone. Dikatakan
sebelumnya bahwa teknologi informasi merupakan konvergensi antara teknologi
komputer dan teknologi telekomunikasi, saat ini teknologi telekomunikasi yang
disebutkan di atas telah dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah komputer.
Sehingga beberapa komputer dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mudah.
Inilah makna dari kata “konvergensi” di atas yang kemudian lazim disebut
sebagai Teknologi Informasi.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian di
atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan
Materi-Materi Pengantar Teknologi informasi yaitu :
1. Apa sajakah Teknologi
informasi yang berkembang pada saat ini?
2. Apa saja kah komponen
dari teknologi informasi itu?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Pengantar reknologi
informasi dan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat tugas akhir serta meningkatkan kemampuan
mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi.
Dan
juga untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan sejarah teknologi informasi
D.
Manfaat Teoritis
Adapun manfaat
teoritis makalah ini adalah :
1. Bermanfaat
sebagai suatu proses belajar dalam membuat makalah.
2. Dapat
mengkaji lebih dalam tantang sejarah perkembangan Microsoft office.
E.
Manfaat Praktis
Adapun manfaat
praktis makalah ini sebagai berikut :
1. Bermanfaat
sebagai suatu proses belajar untuk mengetahui atau mengenal lebih dalam tentang
teknologi informasi
2. Untuk
mengetahui perkembangan Teknologi Informasi di dunia.
3. Untuk
menambah pengetahuan tentangTeknologi Informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Pendidikan masa Depan
Kecenderungan pendidikan Indonesia di
masa mendatang adalah makin berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus
pemblajaran jarak jauh (distance learning). Saat ini distance learning masih
dibatasi untuk universitas terbuka (UT). Oleh karena itu, izin penyelenggaraan
pendidikan jarak jauh perlu diubah supaya kerja sama internasional dan
pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan oleh semua institusi yang berdedikasi.
Penyelenggaraan
pendidikan terbuka jarak jauh perlu dijadikan sebagai salah satu strategi
penting yang Implementasinya dapat dilakukan bersama antar lembaga pendidikan
dalam sebuah jaringan. Perpustakaan dan instrument pendidikan lainnya (guru,
laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi dari pada rak buku.
Kemudian, tahapan pengenalan teknologi informasi ke daerah dilakukan dengan
pola cross subsidi (subsidi silang).
Penggunaan
perangkat teknologi informasi interaktif seperti CD room, multimedia, dalam pendidikan
secara bertahap menggantikan tv dan video. Yang lebih menarik lagi, dengan
adanya teknologi informasi dan internet, ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat
pada bangku sekolah formal. Seseorang akan dengan mudah memperoleh pengetahuan
dari mana saja. Hal ini merupakan tantangan terakhir bagi dunia pendidikan
formal.
Dengan
demikian dalam dunia pendidikan di masa mendatang akan terjadi beberapa
perubahan paradigma mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi
informasi yang menpercepat transfer ilmu pengetahuan. Pergeseran paradigma
tersebut di antarannya adalah:
1.
Distributed knowledge (pengetahuan yang
terdistribusi), yang berarti bahwa nantinya pengetahuan tidak lagi terpusat di
lembaga pendidikan formal akan tetapi terdistribusi di segala penjuru dunia,
dan sangat kondusif untuk long life learning (pembelajaran sepanjang hidup ).
Oleh karena itu, batasan usia tidak akan menjadi kendala lagi untuk belajar
formal, masyarakat tidak akan menilai seseorang dari ijazah yang dimilikinya.
Performance dan kemampuan profesional akan menentukan karir seseorang.
2.
Resource sharing (berbagi sumber).
Penjelasan untuk hal ini mencakup kemampuan untuk memproduksi informasi dan
pengetahuan serta melakukan resource sharing yang bertumpu pada teknologi
informasi, yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan produsen pengetahuan
dan masyarakat pada umumnya.
3.
Collective wisdom (kebijaksanaan
kolektif). Dalam hal ini, guru tidak memiliki jawaban untuk segala hal. Guru
menjadi mediator, dalam kelompok menjadi penting dalam membangun pengetahuan.
Oleh karena itu, learning based (pembelajaran) lebih menonjol dari pada
teaching based (pengajaran).
4.
Training for trainer (pelatihan)
menjadi sangat penting sekali untuk tetap menjaga kemampuan dosen sebagai
mediator dalam ketiga proses utama yang di emban dalam dunia pendidikan
(tridharma perguruan tinggi), yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
5.
masyarakat dan dunia professional yang
akhirnya akan memberikan penilaian (audit dan akreditasi) terhadap kemampuan
seseorang. Oleh karena itu, ijazah sekolah belum tentu menjamin kemampuan
seseorang.
6.
Proses transformasi budaya. Budaya
yang lemah dan pasif akan dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan agresif,
kebiasaan membaca yang tinggi, kemampuan menyerap ilmu dan pengetahuan yang
banyak dan cepat, terbukanya berbagai inovasi, bahkan selalu berusaha mencari
hal-hal baru, pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal,
mampu memprediksi dan merencanakan masa depan, teknologi yang senantiasa berkembang
dan digunakan.
Pengaruh Teknologi
Informasi Terhadap Perkembangan Dan Implementasi Sistem pendidikan
Kemajuan-kemajuan
teknologi informasi dunia sangat mempengaruhi rancangan dan implementasi sistem
informasi pendidikan di masa datang. Yang menjadi pertanyaan besar adalah
kesiapan para pendidik menggunakan kemajuan tersebut sesuai dengan kondisi
objektif yang ada dalam lingkungan pendidikan, Dalam akuisisi teknologi
informasi diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang agar segala sesuatu
yang dirancang saat ini tidak ketinggalan setelah diimplementasikan. Pemilihan
sistem yang mengikuti standard internasional merupakan pertimbangan utama dalam
perancangan. Lingkungan organisasi pendidikan yang besar dan melibatkan
bagian-bagian yang beragam pasti akan membawa kearah rancangan yang sangat
bervariasi, untuk memenuhi kebutuhan bagian-bagian organisasi yang sangat
tinggi variasinya. Ada dua alternatif untuk menghadapi kemajuan teknologi
informasi yang menghasilkan berbagai macam produk. Alternatif pertama dengan
menerapkan standard yang harus dipatuhi dalam pembangunan SIM (Sistem Informasi
Manajemen) pendidikan. Problema dari alternatif ini adalah sulit menentukan
standard mana yang harus diikuti, serta membatasi fleksibelitas pengguna. Namun
alternatif ini menguntungkan karena mengurangi masalah-masalah yang bervariasi.
Alternatif kedua adalah membebaskan pengguna memilih apapun yang akan
digunakannya. Alternatif ini akan menimbulkan masalah keruwetan integrasi yang
memerlukan sumber daya yang tidak murah. Cara terbaik untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul karena alternatif-alternatif di atas adalah dengan
mengikuti standard yang memungkinkan integrasi berbagai sistem mudah dilakukan
misalnya standart untuk sistem terbuka (open systems). Jaringan komunikasi data
yang baik merupakan backbone dari sebuah sistem yang beragam. Jaringan ini
harus mampu mendukung berbagai protokol dan melakukan konversi antar protokol.
Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang diperkirakan sudah mampu
membentuk sambungan mesh antar VSAT ke VSAT (sebelumnya VSAT mendukung topologi
star saja) yang dilengkapi dengan konverter protokol merupakan salah satu
alternatif lain yang lebih murah adalah dengan menggunakan communication engine
yang mampu melakukan fungsi-fungsi ini dan hanya menggunakan jaringan
telekomunikasi sebagai media transportasi saja. Alternatif ini memungkinkan
penyederhanaan jaringan yang mampu menangani dan mengkonversikan berbagai
protokol sekaligus mendukung aplikasi-aplikasi yang memerlukan multipoint link
. dalam perancangan sistem jaringan ini juga perlu dipertimbangkan penggunaan
protokol yang fleksibel yang mendukung berbagai perangkat keras maupun
perangkat lunak . Pemilihan perangkat internasional standard operation (ISO)
mungkin merupakan alternatif yang aman meskipun sampai saat ini dukungan
penjual sistem komputer untuk protokol ISO masih sangat terbatas.
A.
Perkembangan
Lingkungan Komputasi
Pendistribusian sumber daya komputasi
ke meja-meja pengguna dan kebebasan pengguna untuk memilih solusi yang paling
optimal untuk menyelesaikan problem informasinya merupakan tema mewarnai
lingkungan komputasi di masa depan. Arsitektur komputasi di masa depan ini akan
bertumpu kepada konsep jaringan peer to peer, distributed computing dan client
server architecture . beberapa pemimpin industri komputer membentuk sebuah
konsorsium yang mendefinisikan Advanced Computing Environment yang bertumpu
kepada arsitektur komputasi tersebut di atas ditambah dengan konsep graphical
user interface yang memudahkan interaksi antara pengguna dengan sistem
komputer. Kemampuan grafis akan menjadi tolak ukur utama kemampuan sebuah
arsitekture komputasi karena kemampuan komputasi dari sistem-sistem komputer
sudah sedemikian tingginya sehingga bukan lagi menjadi sebuah problem. Sistem
komputer dimasa depan juga diwarnai dengan kemampuan mengolah data multimedia
(tekstual grafis dan suara) yang menjadi dasar dari aplikasi-aplikasi document
centric. Pengguna berinteraksi menggunakan graphical user interface, sedangkan
virtual reality menganimasikan interaksi dan informasi yang dihasilkan sistem
komputer kepada pengguna.
1. Isu Konektivitas
Komputer-komputer di masa datang akan
terhubung sedemikian eratnya sehingga memungkinkan seorang pengguna akses
informasi dari manapun didunia ini tanpa perlu mengetahui lokasi fisik
informasi tersebut . untuk memungkinkan hal ini maka perangkat keras maupun
perangkat lunak harus memiliki konektivitas. Konektivitas merupakan isu penting
karena kebebasan pengguna untuk menentukan solusi optimal akan menimbulkan
heterogenitas perangkat keras maupun perangkat lunak. Isu konektivitas ini
dijawab dengan konsep open systems yang mensyaratkan agar semua perangkat
komputer mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang disepakati bersama yang
memberikan fasilitas komunikasi antar sistem. Hampir sebagian besar penjual
sistem informasi menerapkan standard IEEE Posix untuk konektivitas dan
portabilitas. Konsep open sistems sendiri memungkinkan interoperabilitas
disamping konektivitas dan operatabilitas.
2. Sistem Operasi
Sistem operasi dulu hanyalah merupakan
interface antara lingkungan komputasi dan pengguna, tetapi kini sistem operasi
modern sudah mengambil alih juga dukungan terhadap pengembangan serta wajah
aplikasi. Penjual-penjual sistem komputer bahkan menggunakan sistem operasi ini
sebagai sarana kompetisi, Dan perangkat keras sebagai komoditi saja. Beberapa
kata kunci penting dari sistem operasi masa depan adalah multi platform
support, easy to use, dan peer - to - peer networking.
Dalam lingkungan heterogen (beragam), adanya kemampuan multi
platform support dari sebuah sistem operasi merupakan kebutuhan, sehingga
menempatkan Unix sebagai pelopor terdepan karna unix saat ini merupakan
satu-satunya sistem operasi yang memiliki dukungan ini. Beberapa sistem operasi
yang tidak memiliki kemampuan ini memilih untuk mengembangkan kemampuan
melayani client-client dari lingkungan komputasi yang berbeda-beda dengan
menerapkan arsitektur client-server
Berpindahnya sumber daya komputasi ke
meja-meja pengguna menuntut agar lingkungan komputasi lebih mudah untuk
digunakan dan mudah diadministrasikan karena tipe-tipe pengguna sarana
komputasi menjadi meluas dan menurun ke pengguna-pengguna biasa yang tidak
mempunyai ilmu pengetahuan komputer seperti halnya pegawai-pegawai pada sebuah
pusat pegolahan data. Easy to use ini mempengaruhi infrastruktur dari
pengembangan sistem informasi di masa datang dan merupakan ekspektasi utama
dari pengguna sistem. Beberapa jenis sistem operasi menggunakan graphical user
interface dan beberapa lainnya bahkan mulai memberikan kemampuan multi media
(teks grafis dan suara) untuk memudahkan interaksi antara pengguna dan sistem
komputer. Sistem operasi multitasking 32 bit yang memiliki kemampuan manajemen
memori virtual dan memiliki sistem file yang andal merupakan konsep sistem
operasi masa depan. Orientasi ke objek ( object oriented) yang memberikan
fasilitas sharing data antar program dan memungkinkan hubungan antar program
aplikasi akan menjadi trend sistem operasi masa depan. Selain dari pada itu,
sistem operasi ini juga berfungsi sebagai media pembentukan program-program
baru dari komponen-komponen kecil (applet) yang merupakan perwujudan dari objek
(enkapsulasi dari kode dan data) dalam sistem operasi.
Komputer-komputer di masa depan akan
tersambung satu dengan yang lain demikian eratnya, kemampuan peer-to-peer
networking merupakan kemampuan yang menunjang konsep distributed computing dan
technology client server. Kemampuan ini juga memungkinkan akses informasi dari
mana saja dalam jaringan komputer tanpa pengguna mengetahui lokasi fisik dari
informasi tersebut. Dengan demikian pengaman yang andal merupakan satu
keharusan bagi sistem operasi yang baik.
Teknologi peer-to-peer memungkinkan
diterapkannya software agent, yaitu sebuah perangkat lunak pintar yang mampu
diberi perintah dan memiliki kecerdasan navigasi dalam rimba belantara jaringan
komputer. Seorang yang memerlukan sebuah informasi yang tersimpan dalam
jaringan komputer misalnya, dapat memberi perintah kepada agent untuk berjalan
menjelajahi jaringan dan mencari informasi yang dibutuhkan tersebut, dan
kemudian membawanya lagi ke pengguna yang memberikan perintah kepadanya. Banyak
ahli memperkirakan bahwa agent akan merupakan sebuah komponen utama dari sebuah
sistem informasi masa depan.
3.
Perangkat
Lunak Aplikasi dan Standard User Interface
Kemudahan pemakaian dituntut pengguna
tidak hanya terhadap sistem operasi saja, tetapi juga terhadap program
aplikasi. User interface standard seperti commond user acces /system
application architecture (CUA/SAA) dari IBM/Microsoft adalah contoh-contoh user
interface yang banyak diikuti oleh pembuat-pembuat perangkat lunak yang
memanfaatkan fasilitas-fasilitas graphical user interface (GUI) secara
ekstensif yang didukung oleh sistem operasi. Hampir semua program-program
aplikasi modern menggunakan GUI sebagai media interaksi antara pengguna dan
program applikasi.
Dukungan sistem operasi modern juga
memungkinkan interaksi dengan abstraksi yang makin tinggi. Beberapa
pengembangan dalam teknologi pemrosesan signal menunjukkan bahwa interaksi
dengan suara akan dapat diterapkan dengan mudah beberapa tahun mendatang.
Dengan cara ini pengguna dapat memberikan perintah-perintah kepada sistem
komputer dengan menggunakan suara, dan sistem komputer juga mampu memberikan
jawaban dengan suara seperti pada holodeck yang terdapat pada pesawat USS
Enterprice dalam film fiksi Star Trek.
Teknologi pemrosesan citra
memungkinkan implementasi interaksi grafis. Pengguna dapat langsung
menghubungkan mesin fax , dan formulir atau gambar yang discan sebagai input
dari sebuah program aplikasi. Pemrosesan citra juga memberikan fasilitas
penggunaan tulisan tangan sebagai input pada pen-based computing. Teknologi ini
bersama-sama teknologi grafik memungkinkan dikembangkannya virtual reality akan
mendapatkan tempat utamanya pada sistem-sistem yang mendukung aplikasi kreatif.
Karena kompleksitas sistem informasi
yang makin meningkat, maka diperlukan sebuah metedologi perancangan dan
pengembangan sistem informasi yang lebih baik dari pada metedologi
konvensional. Metedologi beroreantasi objek (objeck oriented) adalah salah satu
alternatif untuk keperluan ini karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
Metode spesifikasi sistem beroreantasi ke objek, mampu secara tepat
merepresentasikan sebuah sistem sebagai sebuah set dari ekspresi matematika
sehingga dengan mudah dapat dibuktikan validitas dari sistem tersebut sebelum
sistem di implementasikan.
Pemograman yang berorientasi ke objek
memberikan kemudahan-kemudahan dalam memberikan program-program yang
rumit-rumit, dan mendukung konsep reusability dari sebuah komponen, dimana
sebuah komponen dari sebuah aplikasi dapat digunakan lagi oleh aplikasi lain
tanpa harus dibuat ulang dari awal. Konsep ini diterapkan dalam sistem operasi
modern dalam bentuk applets, yang berupa sebuah objek yang berada dalam sistem
yang siap digunakan oleh program aplikasi apapun. Program-program aplikasi
dirancang sebagai sebuah rangkaian dari applets sehingga mirip dengan sebuah
shell script dari sitem operasi Unix , hanya bedanya adalah applets berada
dalam sistem operasi. Pemograman berorientasi ke objek juga merupakan fondasi
dari pemograman yang memanfaatkan GUI seperti pada Microsoft. Metodologi
berorientasi ke objek juga memungkinkan di manfaatkannya agent yang
difasilitaskan sistem operasi .sebuah program aplikasi akutansi yang berada
didalam sebuah sistem komputer lain yang tersimpan pada sebuah sistem
distributid database secara transparan sehingga program aplikasi tersebut tidak
perlu tahu fisik dari data yang diinginkan tersebut.
a.
Manajemen
Basis Data
Sistem
manajemen basis data merupakan komponen utama dari sebuah sistem informasi
modern. Pada sistem heterogen, berbagai jenis sistem manajemen basisdata akan
saling terhubung sehingga mampu saling berkomunikasi untuk mendukung sistem
distributed data base. Untuk memenuhi konektifitas, para penjual sistem
manajemen basis data memiliki dua alternatif. Alternatif pertama adalah membuat
agar perangkat lunak manajemen basisdata ini mengikuiti aturan-aturan open
database connectivity (ODBC), sedang alternatif kedua adalah mempergunakan
fasilitas agent yang diberikan oleh sistem operasi. Open data base connectivity
memerlukan arsitektur client server pada tingkat sistem manajemen basis data,
dengan demikian kompatibilitas dan interoperabilitas harus dijamin pada tingkat
ini. Sedangkan agent memerlukan arsitektur client-server pada tingkat sistem
operasi sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi para pengguna
untuk memilih sistem manajemen basis data yang sesuai dengan keperluannya.
Kalau saat
ini basis data berdasarkan model data relational, maka model data ini akan
mulai ditinggalkan ditahun-tahun yang akan datang. Model data relasional
memiliki berbagai problem diantaranya adalah hilangnya semantik data karena
normalisasi, problem-problem integritas data, dan tidak adanya mekanisme typing
yang kuat. Hilangnya semantik data terjadi karna normalisasi yang mendekomposisikan
sebuah entiti menjadi beberapa relasi, sehingga untuk mendapatkan entiti
tersebut diperlukan berbagai manipulasi aljabar (pada SQL) atau kalkulus
(QUEL). Ini menyebabkan seolah-olah sistim basis data menjadi sulit untuk
digunakan dan hanya dimengerti oleh ahli-ahli basis data saja, bukan oleh
pengguna-penggunanya. Dekomposisi dalam proses normalisasi juga menimbulkan
problem integritas data, terutama pada sistem basis data terdistribusi.
Sistem
basis data alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut model basis data
beroreantasi objek (objeck oriented data base, OODB). OODB memodelkan setiap
objek dalam sebuah organisasi sebagai sebuah objek, dengan demikian semantik
akan tetap terjaga. Objek-objek dapat menyusun dirinya menjadi objek lain. Berlainan
dengan model-model data lain, setiap objek di OODB berupa data dan program
untuk memanipulasi data tersebut.
b.
Jaringan
Komunikasi Data
Dalam teknologi informasi, barangkali
jaringan komunikasi datalah yang pertamakali membuktikan bahwa lingkungan
heterogen dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga menyembunyikan
heterogenitasnya dengan mengacu kepada suatu arsitektur protokol. Teknologi
komunikasi data yang ada saat ini sudah memungkinkan berbagai jaringan yang
berbeda-beda untuk menyatu dengan perantaraan berbagai alat seperti router dan
gateway. Jaringan komunikasi data adalah merupakan alat yang diperlukan untuk
menunjang konektivitas dan interoperabilitas. Dengan menggunakan komunikasi
data, sebuah workstation dapat memberikan perintah kepada sistem komputer lain
untuk bekerja dan mengirimkan hasilnya ke workstation yang bersangkutan.
Di masa depan, komputer-komputer akan
sangat interconnected sehingga memungkinkan akses data dari manapun didunia ini
tanpa perlu mengetahui dari mana data tersebut berasal. Kemampuan ini
memerlukan komunikasi data berkecepatan tinggi, terutama jika datanya adalah
data multimedia. Selain itu jaringan komunikasi data juga memberi dukungan
terhadap distributed processing dan remote computing.
Karena dukungan dari sistem uperasi
Unix, saat ini protokol transport TCP/IP merupakan protokol standard defacto.
Protokol ini sekarang dianggap sudah terlalu tua sehingga kurang mampu menjawab
problem-problem yang kompleks. Diharapkan ISO (internasional standard operation)
yang akan muncul dengan protokol yang didukung oleh penjual-penjual komputer
seperti halnya TCP/IP.
Satu hal yang akan muncul adalah
meluasnya penggunaan frame reley untuk keperluan interkoneksi antar LAN.
Penjual-penjual peralatan jaringan seperti bridge, router, dan data service
unit (DSU) sudah mulai menjual produk-produk mereka kompatibel dengan frame
relay publik sehingga memudahkan interkoneksi antar LAN dari sebuah instansi.
Jaringan LAN masih akan didominasi
oleh jaringan broadcast (IEEE 802), Ethernet, meskipun dianggap sudah terlalu
tua, masih akan menjadi de facto Standard karena nilai performance/cost nya
masih cukup baik. Riset-riset untuk memacu kecepatan transmisi jaringan
broadcast dengan menggunakan kabel koaksial masih terus dilakukan. Penggunaan
media alternatif koaksial, unshielded twisted pair (UTP), akan makin meluas
karena media ini memberikan alternatif yang murah dan andal dengan performance
yang tidak kalah dengan koaksial.
B.
Aplikasi
Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan
Dalam pengembangan teknologi
informasi, semua dosen dan karyawan perlu mempersiapkan diri menjadi partisipan
aktif dalam revolusi informasi yang terus berkembang dengan cepat saat ini,
1.
Dalam
sistem informasi akademik (SIA), Meningkatkan kualitas sistem informasi
akademik. Perkembangan teknologi informasi secara cepat dan dinamis saat ini
mendorong pengelola pendidikan tinggi untuk menerapkannya guna mengembangkan
dan meningkatkan sistem informasi khususnya dalam lingkungan kampus.
2.
Dalam
sistem informasi manajemen (SIM), Memperbaiki proses pembuatan keputusan,
Sistem informasi akademik yang baik dapat memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan bagi para pimpinan universitas untuk mengambil tindakan. Semakin
cepat, lengkap, dan valid suatu informasi, maka semakin menjamin kepastian
proses pengambilan keputusan bagi para pimpinan.
3.
Integrasi
data, dengan sistem informasi akademik berbasis jaringan komputer, memungkinkan
untuk mengintegrasikan data baik berupa setup maupun data transaksi yang
dilakukan dari berbagai terminal dalam lingkungan jaringan sistem. Data yang
terintegrasi tersebut, dapat dieksplorasi berbagai macam bentuk informasi
antara lain informasi akademis yang akan menjadi dasar bagi para pimpinan
Universitas untuk melakukan perencanaan, pengembangan pengorganisasian, dan
pengaturan terhadap kinerja kampus, baik pada tiap jurusan, fakultas maupun
secara keseluruhan.
4.
Sistem
pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi data. Pembangunan
sistem informasi yang bertumpu pada sistem pengorganisasian data, maka sistem
akan terhindar dari bahaya duplikasi data atau yang disebut redundansi.
5.
Meningkatkan
kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan. Tuntutan akan ketersediaan
informasi akademik, yang cepat dan standard sering mengakibatkan tekanan
psikologis yang sangat tinggi bagi para pegawai dan dosen yang mengelola
administrasi akademik.
6.
Meningkatkan
produktivitas, ketersediaan informasi akademik yang berkualitas dan
infrastruktur jaringan komputer yang baik akan meningkatkan produktivitas.
Sistem pengembangan teknologi informasi membutuhkan investasi waktu, uang,
sumber daya manusia dan usaha yang cukup besar bagi suatu lingkungan kampus.
Kini teknologi Informasi akademik hadir dan makin populer. Dengan adanya sistem
informasi akademik yang baik maka dapat meningkatkan profit (keuntungan)
melalui kecepatan dalam layanan transaksi sehingga transaksi dapat dilakukan
dari berbagai tempat yang berbeda dengan pusat pengolahan data dalam lingkungan
akademik. Salah satu contoh pada sistem informasi akademik yaitu semua
mahasiswa yang terhubung dalam jaringan sistem informasi akademik dapat melihat
dan mengakses data informasinya masing-masing sehingga mereka tidak perlu
datang kekampus untuk mengetahuinya. Hal ini dapat menghemat tenaga maupun waktu
yang dipergunakan untuk proses transaksi karena dilakukan secara on-line,
sehingga kegiatan akademik menjadi lebih efisien.
BAB
III
KESIMPULAN
Perkembangan-perkembangan
teknologi informasi dunia harus menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan
sistem informasi dalam lingkungan pendidikan. Trend teknologi informasi saat
ini yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih solusi teknologi
yang optimal untuk mengatasi problem informatikanya merupakan langkah yang
sebaiknya diikuti karena akan mengoptimasikan biaya, sumber daya dan pemakaian
teknologi. Timbulnya heterogenitas sistem memerlukan dipertimbangkannya
perancangan yang mengikukti standard open systems. Sebuah jaringan komunikasi
data yang baik merupakan fondasi utama dalam pembangunan sistem heterogen ini
karena menfasilitaskan integrasi, konektivitas, dan interoperabilitas
sistem-sistem komputer yang berbeda
SARAN.
Di era globalisasi ini,
perluasan pendidikan secara linear dan konvensional (dengan penekanan
structural pada dunia pendidikan) akan mahal. Aplikasi teknologi informasi
menjanjikan alternatif untuk menerobos hambatan pendekatan konvensional (dengan
penekanan pada perubahan fungsi lembaga pendidikan). akan tetapi, perlu dianut
pola subsidi silang untuk masyarakat daerah yang kurang mampu.
Dengan demikian, sistem
pendidikan tersebut tidak akan menindas kaum miskin seperti yang dikhawatirkan
banyak orang, yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan modern sebenarnya
mengabdi pada kepentingan pemilik modal dan bukan sarana bagi kaum tertindas.
Pada akhirnya, teknologi informasi sudah seharusnya diusulkan untuk mendukung
proses transformasi bangsa Indonesia agar mendasari pengetahuan masyarakat.
Teknologi informasi
sekarang ini berkembang sedemikian pesatnya sehingga diperlukan antisipasi
untuk perancangan sistem informasi dimasa datang. Teknologi komputer misalnya
saat ini telah berkembang sedemikian jauh sehingga memasuki teori-teori yang
sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Fungsi-fungsi dan fasilitas-fasilitas komputer
yang diberikan saat ini mungkin hanya pernah dibayangkan oleh beberapa orang
saja beberapa tahun yang lalu.
Jika beberapa waktu yang lalu konsiderasi dan pemilihan teknologi informasi adalah hanya platform perangkat keras yang murah dan basis aplikasi yang kuat, maka saat ini factor-faktor lain yang lebih komplek mulai muncul. konektivitas dan kebebasan berkembang mulai jadi faktor penentu dalam memilih teknologi informasi yang sesuai dan mampu mengantisipasi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar pengguna saat ini yang umumnya sudah pernah menjalani jalan yang panjang dalam perubahan implementasi sistem informasi. Perubahan ini umumnya bukanlan perubahan mudah dan murah, melainkan perubahan yang banyak menimbulkan pergeseran dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.
Jika beberapa waktu yang lalu konsiderasi dan pemilihan teknologi informasi adalah hanya platform perangkat keras yang murah dan basis aplikasi yang kuat, maka saat ini factor-faktor lain yang lebih komplek mulai muncul. konektivitas dan kebebasan berkembang mulai jadi faktor penentu dalam memilih teknologi informasi yang sesuai dan mampu mengantisipasi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar pengguna saat ini yang umumnya sudah pernah menjalani jalan yang panjang dalam perubahan implementasi sistem informasi. Perubahan ini umumnya bukanlan perubahan mudah dan murah, melainkan perubahan yang banyak menimbulkan pergeseran dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar