PAPER
DISELAMATKAN UNTUK MENYELAMATKAN
YESAYA 52:1-12
Diajukan
kepada
Dosen Pengajar Tafsir Perjanjian
Lama IV
Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti
Ujian Tengah Semester

Disusun
oleh:
Nama : Dermas
Takela
Nim :
3634.32
Prodi :
Theologi
M. Kuliah : Tafsir PL IV
Dosen : Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th
Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”Jakarta
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan pembuatan paper ini dengan baik. Karena pertolongan dan
anugrah-Nya penulis sadar akan keterbatasan penulis dalam pembuatan paper ini. terlebih-
lebih dalam memenuhi salah satu persyaratan akademis untuk memperoleh kelulusan
dalam mata kuliah TAFSIR PL IV
Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan paper ini masih terdapat kekurangan- kekurangan baik dari segi bahasa
penulisan, teknik penulisan, materi dan lain sebagainya. Tetapi penulis
berharap paper ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih pemikiran bagi
umat kristiani mengenai pentingnya Tafsir
Yesaya 20 :1-6 dalam kehidupan Kekristenan, serta
mengetahui prisip-prinsip penafsiran yang sesungguhnya.
Penulis juga berterimakasih kepada bapak Dr. RUBEN NESIMNASI, M.Th sebagai dosen sebagai pembimbing dalam mata kuliah TAFSIR PL IV ini
Jakarta,26 September 2016
Penulis
Dermas Takela
Kata pengantar
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
kitab yesaya
B. Tujuan
penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Diselamatkan.
B. Pengertian Untuk Menyelamatkan
BAB III PEMBAHASAN
A.
Deutero-Yesaya Yesaya Pasal 52:1-12.
B.
Deutero
Yesaya menubuatkan bahwa masa pembuangan telah berakhir dan Tuhan akan
menciptakan permulaan yang baru dalam sejarah Israel.
C.
Kesimpulan Teologis
1.
Untuk
Umat Saat itu.
2.
Untuk
Umat Masa Kini
Bab
IVPENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Yesaya.
Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat
Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem pada masa pemerintahan empat raja Yehuda:
Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi,
pelayanan Yesaya meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut
tradisi Yahudi, Yesaya mati syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat
dan penggantinya (+ 680 SM).
Yesaya rupanya berasal dari keluarga kalangan
atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah
syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan memberikan nasihat
secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Biasanya,
Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling
berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang
juga berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya
mengandung pesan yang simbolik bagi bangsa itu.
Yesaya hidup sezaman dengan
Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan
Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan rohani dan
moral di Yehuda (kerajaan selatan). Yesaya memperingati raja Yehuda, Ahas,
untuk tidak mengharapkan bantuan dari Asyur melawan Israel dan Aram; ia
mengingatkan Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan
mengadakan persekutuan dengan bangsa asing menentang Asyur. Ia menasihati kedua
raja itu untuk percaya Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yes 7:3-7; Yes
30:1-17). Yesaya mempunyai
pengaruhnya terbesar pada masa pemerintahan Raja Hizkia.
B. Tujuan Penulisan
Untuk
memenuhi persyaratan matakuliah Tafsir Perjanjian Lama IV supaya mengikuti
ujian tengah semester.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Diselamatkan
B.
Pengertian Untuk Menyelamatkan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Deutero-Yesaya Yesaya Pasal 52:1-12.
Yesaya 52:1-12 adalah termasuk dalam pembagian
yang kedua dari kitab Yesaya, yaitu Deutero-Yesaya. Deutero-Yesaya hidup pada
masa pembuangan di Babylon, kira-kira tahun 540 seb.Kr. Masa pembuangan di
Babylon (tahun 597-538 seb.Kr.)adalah periode yang penting sekali bagi Yehuda,
baik di bidang kemasyarakatan maupun keagamaan. Kira-kira 20 persen dari
penduduk Yehuda diangkut tertawan ke Babylon. Pada masa itu muncul nubuat nabi
Deutero-Yesaya, yang terdapat dalam fasal 40-55 kitab Yesaya. Nabi tersebut
tidak diketahui namanya, sehingga secara tehnis disebut saja dengan sebutan
Nabi Deutero-Yesaya, yang artinya kurang lebih: Nabi Yesaya kedua.
B. Deutero
Yesaya menubuatkan bahwa masa pembuangan telah berakhir dan Tuhan akan
menciptakan permulaan yang baru dalam sejarah Israel.
Permulaan
baru yang dimaksudkan oleh Deutero Yesaya ialah kembalinya umat Allah dari
Babel. Deutero Yesaya menggambarkan peristiwa penyelamatan itu sebagai keluaran
baru (band. 51: 9-10; 52: 11-12).
Konteks
Teks (Yes. 52:1-12)
Dalam masa pembuangan di Babylon itu
Deutero-Yesaya dipanggil untuk menghibur bangsa Israel dan untuk memberitakan
bahwa Yahwe akan menyelamatkan umat-Nya. Allah adalah yang Maha Kuasa, khalik
langit dan bumi, dan Allah seluruh bumi. Bagi Deutero-Yesaya, Allah adalah
satu-satunya Allah dan Pencipta langit dan bumi. Kedua konsepsi ini mau
menekankan bahwa Yahwe memanglah Allah yang berkuasa untuk melepaskan bangsanya
dari pembuangan itu.Di dalam menyampaikan beritanya, Nabi Deotero-Yesaya banyak
memakai bahasa gambaran. Gambaran yang dipakai untuk menceritakan harapan nabi
tentang bebasnya orang Israel dari kuasa Babel, di mana pembebasan yang
diharapkan itu diceritakan dengan bahasa gambaran yang sama dengan cerita
keluaran (exodus) dari Mesir (ayat 3-4). Lihat Yes. 41:17-20; 43:19-20;
49:10-11. Itulah sebabnya pembebasan dari kuasa Babel yang dinubuatkan oleh
Deotero Yesaya itu disebut exodus kedua.Dengan bahasa gambaran itu Nabi
Deotero-Yesaya hendak menyampaikan berita kepada umat Israel yang tertawan, bahwa
Tuhan tetap berkarya meskipun bangsa Israel ada di pembuangan.Tuhan sajalah
yang dapat dan harus dipercaya.Israel tidak boleh percaya kepada para dewa
Babel. Sebagimana dahulu Tuhan telah menolong Israel, demikian juga pada zaman
pembuangan itu Tuhan akan menolong Israel.
Diterjemahkan:
52:1 Bangunlah, bangunlah! (LAI=Terjagalah), Kenakanlah kekuatan
52:1 Bangunlah, bangunlah! (LAI=Terjagalah), Kenakanlah kekuatan
(LAI=Kekuatanmu)
seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota
yang kudus! Sebab tidak seorang pun yang tak bersunat atau yang najis akan
masuk lagi ke dalammu.
52:2a Kebaskanlah debu dari padamu,
bangunlah, hai Yerusalem yang tertawan! Tanggalkanlah ikatan-ikatan dari
lehermu, hai puteri Sion yang tertawan!
Tafsiran (1-2): Bait ini rasanya tidak lengkap; isi ayat 2 secara logis baik dibaca sesudah pembukaan ayat 1, dan isi ayat 2 itu erat hubungannya dengan ayat 11-12. Karena Yerusalem dibebaskan dari hukuman, ia dapat berjaga, bangun (bnd. 51:17), ia dapat mengebaskan debu yang mengotorinya selagi harus tunduk (51:23) dan bekerja rodi, ia dapat menaggalkan ikatan lehernya kepada leher orang lain dengan tali yang tebal (sebagaimana kelihatan di ukiran di Babel). Orang yang diberi kemerdekaan oleh TUHAN dapat mengenakan pakaian orang kuat, orang terhormat, harus kelihatan bahwa Yerusalem tidak merupakan budak bagi Babel. Di dalam pakaian kehormatan, Sion memperlihatkan dirinya sebagai kota yang kudus, kota pilihan TUHAN yang disucikan bagi-Nya. Akibatnya ialah bahwa orang-orang yang tak bersunat, orang-orang Babel (bnd. 49:17), tetapi juga musuh-musuh lain, seperti orang Asyur dan Filistin yang juga tak bersunat, tidak akan masuk lagi untuk merusakannya. Demikian pun orang-orang najis, mereka yang tidak menyucikan diri bagi TUHAN (ayat 11), mereka yang tidak mau mengerti kehendak-Nya (orang-orang pandir dari 35:8), orang-orang berdosa (bnd. 6:4 najis bibir), tidak dapat memasuki kota di mana TUHAN tinggal (ayat 8) sebagai Raja (ayat 7).
Tafsiran (1-2): Bait ini rasanya tidak lengkap; isi ayat 2 secara logis baik dibaca sesudah pembukaan ayat 1, dan isi ayat 2 itu erat hubungannya dengan ayat 11-12. Karena Yerusalem dibebaskan dari hukuman, ia dapat berjaga, bangun (bnd. 51:17), ia dapat mengebaskan debu yang mengotorinya selagi harus tunduk (51:23) dan bekerja rodi, ia dapat menaggalkan ikatan lehernya kepada leher orang lain dengan tali yang tebal (sebagaimana kelihatan di ukiran di Babel). Orang yang diberi kemerdekaan oleh TUHAN dapat mengenakan pakaian orang kuat, orang terhormat, harus kelihatan bahwa Yerusalem tidak merupakan budak bagi Babel. Di dalam pakaian kehormatan, Sion memperlihatkan dirinya sebagai kota yang kudus, kota pilihan TUHAN yang disucikan bagi-Nya. Akibatnya ialah bahwa orang-orang yang tak bersunat, orang-orang Babel (bnd. 49:17), tetapi juga musuh-musuh lain, seperti orang Asyur dan Filistin yang juga tak bersunat, tidak akan masuk lagi untuk merusakannya. Demikian pun orang-orang najis, mereka yang tidak menyucikan diri bagi TUHAN (ayat 11), mereka yang tidak mau mengerti kehendak-Nya (orang-orang pandir dari 35:8), orang-orang berdosa (bnd. 6:4 najis bibir), tidak dapat memasuki kota di mana TUHAN tinggal (ayat 8) sebagai Raja (ayat 7).
52:3 Sebab beginilah firman TUHAN: Kamu
dijual tanpa pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa pembayaran juga.
52:4 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH:
Dahulu umat-Ku berangkat ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing,
lalu Asyur memeras dia tanpa alasan.
52:5 Tetapi sekarang, apakah lagi urusan-Ku di sini?demikianlah firman TUHAN. Umat-Ku sudah dirampas begitu saja.Mereka yang berkuasa atas dia memegahkan diri, demikianlah firman TUHAN, dan nama-Ku terus dihujat sepanjang hari.
52:5 Tetapi sekarang, apakah lagi urusan-Ku di sini?demikianlah firman TUHAN. Umat-Ku sudah dirampas begitu saja.Mereka yang berkuasa atas dia memegahkan diri, demikianlah firman TUHAN, dan nama-Ku terus dihujat sepanjang hari.
LAI Menerjemahkan: sebab itu umat-Ku akan
mengenal nama-Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang
berbicara, ya Aku!
Lebih tepat menerjemahkan: UmatKu akan mengenal namaKu dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Aku yang berkata: ini Aku!.
Tafsiran (3-6): Lukisan Yerusalem sebagai budak tawanan yang dibebaskan TUHAN adalah berdekatan dengan gambaran bahwa Israel terjual pada suatu waktu, meskipun tanpa bayaran (bnd. Maz.44:16 tanpa untung; Yes.50:16 bukan karena utang, 50:1 penjualan sebenarnya tidak sah, bukan untuk selamanya), lalu ditebus juga tanpa bayaran (bnd. 45:13). Bayangan ini mungkin berasal dari Yesaya II; istilah tanpa bayaran/alasan diaktuilkan kemudian dengan renungan yang berikut: keadaan yang berlaku – di Babel dan sewaktu direnungkan berulang-ulang sama saja seperti keadaan umat Israel di Mesir dan sewaktu pemerintahan Asyur: Israel yang semestinya diperlakukan menurut hak yang lazim bagi penumpangan asing yang datang menetap atas kemauan sendiri dijadikan budak tanpa alasan; Asyur juga sebenarnya tidak mempunyai alasan untuk memeras/menindas Israel (lepas dari kesaksian para nabi: Asyur menjalankan hukuman yang diputuskan TUHAN, bnd. Yes. 10:6-11). Demikian pula sekarang di Babel dan pada saat renungan ini dikemukakan – umat TUHAN dirampas, sehingga TUHAN bertanya: (secara harafiah)” Sekarang ada apa bagiKu di sini?” Yang dimegah-megahkan ialah nama orang-orang yang berkuasa, yang dinista terus-menerus ialah nama TUHAN. Alhasil renungan sejarah ini ialah: sebab pada waktu itu- harafiah pada hari itu dengan istilah khas dari nubuat-nubuat tentang hari kiamat yang tidak pernah dipakai Yesaya II untuk hari pelepasan – umat akan mengenal nama, yaitu kepribadian, TUHAN, atau dengan kata lain, mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara: ini Aku.
Lebih tepat menerjemahkan: UmatKu akan mengenal namaKu dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Aku yang berkata: ini Aku!.
Tafsiran (3-6): Lukisan Yerusalem sebagai budak tawanan yang dibebaskan TUHAN adalah berdekatan dengan gambaran bahwa Israel terjual pada suatu waktu, meskipun tanpa bayaran (bnd. Maz.44:16 tanpa untung; Yes.50:16 bukan karena utang, 50:1 penjualan sebenarnya tidak sah, bukan untuk selamanya), lalu ditebus juga tanpa bayaran (bnd. 45:13). Bayangan ini mungkin berasal dari Yesaya II; istilah tanpa bayaran/alasan diaktuilkan kemudian dengan renungan yang berikut: keadaan yang berlaku – di Babel dan sewaktu direnungkan berulang-ulang sama saja seperti keadaan umat Israel di Mesir dan sewaktu pemerintahan Asyur: Israel yang semestinya diperlakukan menurut hak yang lazim bagi penumpangan asing yang datang menetap atas kemauan sendiri dijadikan budak tanpa alasan; Asyur juga sebenarnya tidak mempunyai alasan untuk memeras/menindas Israel (lepas dari kesaksian para nabi: Asyur menjalankan hukuman yang diputuskan TUHAN, bnd. Yes. 10:6-11). Demikian pula sekarang di Babel dan pada saat renungan ini dikemukakan – umat TUHAN dirampas, sehingga TUHAN bertanya: (secara harafiah)” Sekarang ada apa bagiKu di sini?” Yang dimegah-megahkan ialah nama orang-orang yang berkuasa, yang dinista terus-menerus ialah nama TUHAN. Alhasil renungan sejarah ini ialah: sebab pada waktu itu- harafiah pada hari itu dengan istilah khas dari nubuat-nubuat tentang hari kiamat yang tidak pernah dipakai Yesaya II untuk hari pelepasan – umat akan mengenal nama, yaitu kepribadian, TUHAN, atau dengan kata lain, mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara: ini Aku.
Rumusan pemerkenalan diri ini semestinya
membuka suatu janji ilahi dan kiranya diartikan di sini: Inilah Aku yang
menebus kamu. Penyelamatan Israel sepanjang sejarah dan pengenapannya pada hari
kiamat manjadi hiburan bagi umat yang masih tertindas.
LAI Menerjemahkan: Betapa indahnya kelihatan
dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita
damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata
kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
Lebih baik diterjemahkan: Betapa permai di atas gunung, kaki/langkah orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
52:8 Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: mereka bersama-sama bersorak-sorai. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana TUHAN kembali ke Sion.
Lebih baik diterjemahkan: Betapa permai di atas gunung, kaki/langkah orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
52:8 Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: mereka bersama-sama bersorak-sorai. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana TUHAN kembali ke Sion.
52:9 Bergembiralah, bersorak-sorailah
bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab TUHAN telah menghibur umat-Nya,
telah menebus Yerusalem.
52:10 TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita.
Tafsiran (7-10): Dengan bait ini kita sampai pada inti gubahan 51:9-52:12; pokok mukadimah – khusus 40:1-5 dan 10-12 – dibawakan dari sudut yang baru: yang tadinya dilihat dari seorang buangan, kini dilukiskan dari pihak Yerusalem sendiri.
Kerajaan Allah akan dinyatakan di Sion, inilah Injil yang diberitakan di sini (bnd. 40:9 “Lihat, itu Allahmu! Lihat, itu TUHAN Allah, Ia datang”). Perhatian beralih dari pembawa kabar yang sedang berlari kepada orang-oranng yang berdiri di perbatasan kota (semestinya di tembok-tembok sudah runtuh) untuk berjaga: ,mereka bersorak-sorai kerena apa yang diberitahukan oleh pemberita itu dilihatnya dengan mata kepala sendiri (harafiah: dari mata ke mata, seperti dari muka ke muka – Bil 14:14): TUHAN kembali ke Sion. TUHAN berbalik (ibr. Syub) seperti dulu kala; Ia kembali kepada puluhan ribu orang Israel (Bil. 10:36, firman tabut yang ditempatkan di dalam cerita keluaran pertama) untuk menyelamatkan mereka (bnd juga Zak. 8:3; Ul. 30:2-3, 8-10). Reruntuhan Yerusalem (ayat 9), batu-batu, tembok-tembok, sisa-sisa kota yang tadinya indah, yang menyambut kedatangan TUHAN dan menyaksikan: TUHAN telah menghibur umat-Nya (bnd. 40:1; 49:13; 51:3,19), telah menebus Yerusalem (baik kota, maupun umat yang berpusat dalam kota ini). Semua ini bukan suatu peristiwa yang kena-mengena dengan hubungan antara TUHAN dan Israel saja, sebaliknya Israel berdiri di sini sebagai pelopor manusia seluruhnya yang hendak menerima keselamatan yang dari Allah kita.Penyelamatan Israel hendak menjadi jalan keselamatan bagi semua bangsa, sebagaimana juga berkat Abraham hendak mengalir kepada segala bangsa di muka bumi (Kej. 12:3).
52:10 TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita.
Tafsiran (7-10): Dengan bait ini kita sampai pada inti gubahan 51:9-52:12; pokok mukadimah – khusus 40:1-5 dan 10-12 – dibawakan dari sudut yang baru: yang tadinya dilihat dari seorang buangan, kini dilukiskan dari pihak Yerusalem sendiri.
Kerajaan Allah akan dinyatakan di Sion, inilah Injil yang diberitakan di sini (bnd. 40:9 “Lihat, itu Allahmu! Lihat, itu TUHAN Allah, Ia datang”). Perhatian beralih dari pembawa kabar yang sedang berlari kepada orang-oranng yang berdiri di perbatasan kota (semestinya di tembok-tembok sudah runtuh) untuk berjaga: ,mereka bersorak-sorai kerena apa yang diberitahukan oleh pemberita itu dilihatnya dengan mata kepala sendiri (harafiah: dari mata ke mata, seperti dari muka ke muka – Bil 14:14): TUHAN kembali ke Sion. TUHAN berbalik (ibr. Syub) seperti dulu kala; Ia kembali kepada puluhan ribu orang Israel (Bil. 10:36, firman tabut yang ditempatkan di dalam cerita keluaran pertama) untuk menyelamatkan mereka (bnd juga Zak. 8:3; Ul. 30:2-3, 8-10). Reruntuhan Yerusalem (ayat 9), batu-batu, tembok-tembok, sisa-sisa kota yang tadinya indah, yang menyambut kedatangan TUHAN dan menyaksikan: TUHAN telah menghibur umat-Nya (bnd. 40:1; 49:13; 51:3,19), telah menebus Yerusalem (baik kota, maupun umat yang berpusat dalam kota ini). Semua ini bukan suatu peristiwa yang kena-mengena dengan hubungan antara TUHAN dan Israel saja, sebaliknya Israel berdiri di sini sebagai pelopor manusia seluruhnya yang hendak menerima keselamatan yang dari Allah kita.Penyelamatan Israel hendak menjadi jalan keselamatan bagi semua bangsa, sebagaimana juga berkat Abraham hendak mengalir kepada segala bangsa di muka bumi (Kej. 12:3).
52:11 Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari
sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya,
sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!
52:12 Sungguh, kamu tidak akan buru-buru
keluar dan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu,
dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.
Tafsiran (11-12): Kepada kaum buangan diberi
perintah yang padat-singkat yang terus-menerus menimbulkan ingatan kepada
keluaran dari Mesir. Seperti dahulukala Israel mau keluar untuk beribadah
kepada TUHAN (Kel. 3:12, 18; 5:1) mereka kini mau menyiapkan diri untuk suatu
kebaktian baru. Perintah pokok diulang: menjauhlah, keluarlah (bnd. 40:1; 51:9,
17; 52:1). Dengan keberangkatan itu mulailah ibadah: orang-orang berjalan
sambil mengankat perkakas rumah TUHAN. Untuk turut dalam kebaktian ini,
orang-orang tidak boleh kena kepada yang najis (bnd. ayat 1 di atas) dan harus
menyucikan diri – mereka harus memisahkan diri dari unsur-unsur agama dan
budaya kafir yang mempengaruhi mereka untuk menjadi umat TUHAN secara lahiriah
dan batiniah. TUHAN akan memimpin dan menyertai mereka menuju kota damai
sejahtera. Berbakti dan bersyukur kepada Raja dan Penyelamat itulah tujuan
syair ini: orang-orang yang pulang berjalan di tengah alam yang bersukaria dan
menjadi pelopor seantero manusia.
C. Kesimpulan
Teologis
1.
Untuk
Umat Saat itu.
Yesaya 52:1-12 memberitahukan, bagimana Tuhan
mendirikan kerajaan-Nya di Yerusalem dengan melepaskan umat-Nya yang terbuang:
dalam peristiwa itu keselamatan yang dari Allah kita sampai ke ujung bumi. Bagi
Deutero-Yesaya, Allah adalah satu-satunya Allah dan pencipta langit dan bumi.
Kedua konsepsi ini mau menekankan bahwa Yahwe memanglah Allah yang berkuasa
untuk melepaskan bangsanya dari pembuangan itu. Deutero-Yesaya Mengenal Yahwe
sebagai Sang Kudus Israel, walaupun dia bersifat universalistis. Allah mau
menyelamatkan bangsa-Nya dari pembungan di Babylon, tetapi juga Dia mau memakai
bangsa itu sebagai terang bagi bansa-bangsa lain. Dengan kata lain keselamatan
dari Allah itu bukan hanya untuk bangsa Israel saja, tetapi untuk semua bangsa
di seluruh dunia.
2.
Untuk
Umat Masa Kini
Dari Yesaya 52:1-12, kita dapat mengambil
makna teologis bagi kita saat ini, yakni:
Kita dingatkan bahwa Allah adalah satu-satunya Allah dan pencipta langit dan bumi. Pernyataan ini perlu kita ingat, karena pengenalan kita akan Allah akan menentukan bagaimana kita hidup di dunia ini.
Kita dingatkan bahwa Allah adalah satu-satunya Allah dan pencipta langit dan bumi. Pernyataan ini perlu kita ingat, karena pengenalan kita akan Allah akan menentukan bagaimana kita hidup di dunia ini.
Allah adalah Allah yang peduli akan setiap
penderitaan umat-Nya. Ia berkuasa untuk melepaskan umat-Nya dari segala
penderitaan yang mungkin hampir saja membuat umat-Nya hilang pengharapan bahkan
mungkin sampai “memepertanyakan akan keberadaan Tuhan” di tengah-tengah
penderitaan tersebut, atau bahkan berbalik kepada allah-allah lain.
Keselamatan yang telah Allah anugerahkan
kepada kita, bukan untuk kita nikmati sendiri saja, tetapi Tuhan mau agar kita
membagikan berita keselamatan itu kepada semua orang. Sehingga hidup kita
menjadi terang dan berkat bagi orang lain.
Dari pribadi Nabi Deutero-Yesaya, kita dapat belajar bahwa sebagai hamba-hamba Tuhan, kita harus dapat memberikan pengharapan bagi jemaat atau orang lain (non Kristen) yang dalam masa-masa kritis dalam hidupnya.
Dari pribadi Nabi Deutero-Yesaya, kita dapat belajar bahwa sebagai hamba-hamba Tuhan, kita harus dapat memberikan pengharapan bagi jemaat atau orang lain (non Kristen) yang dalam masa-masa kritis dalam hidupnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deotero-Yesaya sangat menitik-beratkan
ketinggian dan kebesaran Allahnya: Yahwe tidak memerintah atas seluruh semesta
alam saja, tetapi juga atas seluruh bangsa. Nabi ini ingin menghibur bangsa
Israel yang telah berada dalam pembuangan dan dia memberitakan bahwa jaman
keselamatan sedang datang. Maka dari pada itu, kebesaran Allah yang telah diperlihatkan
tersebut serta karya keselamatan yang telah diberikan-Nya, hendaknya menjadi
suatu penghiburan bagi kita yang masih hidup di dunia ini, serta terus bersaksi
tentang karya keselamatan Allah tersebut kepada semua orang dengan kita menjadi
terang dan berkat bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar