LAPORAN BACAAN

Nama : Dermas Takela
Nim :
3634.32
Prodi :
Theologi
Mata Kuliah : PAK ANAK.
Dosen Pengajar : DR. Limunada Umbase, M.Th
Sekolah
Tinggi Tehologi “IKAT”
2015
A. Pengertian
Pendidikan
Agama Kristen (selanjutnya PAK) untuk anak digambarkan sebagai sebuah proses
yang menolong setiap anak untuk menempati setiap level perkembangannya sampai
pada kepenuhannya, dan juga dalam menghadapi soal hidupnya dalam sebuah konteks
konsep Kristen dan nilai dan tuntunan kesaksian dari mereka yang lebih dewasa
dalam iman. Juga sebagai persiapan untuk hidup pada masa yang akan datang,
yakni kehidupan pada masa sekarang yang sedang menuju pada sebuah kapasitas
yang paling penuh dari jenjang usia dan dalam hadirat Allah.
B.
Tujuan
Pada
akhirnya anak dibawa pada penggenapan diri dan kedewasaan dalam iman Kristen
yang dicirikan melalui:
penerimaan
pribadi akan Yesus Kristus sebagai juruselamat dan Tuhan, dewasa dalam
pengambilan keputusan dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani yang
sudah terinternalisasi, serta kebenaran, kekudusan yang sejati, dan mencapai
kepenuhannya dalam meneladani Kristus.
C.
Sasaran
1.
Tingkat usia: 0-12 tahun (anak)
2.
Tugas perkembangan dan ciri-ciri yang hendaknya sudah dicapai:
Perkembangan
Jasmani/Fisik
Masa
kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni
kira-kira usia 2 tahun sampai anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun
untuk wanita dan 14 tahun untuk pria.
Pertumbuhan
selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan masa bayi. Namun boleh dibilang semua anggota-anggota tubuh
walaupun masih dalam ukuran kecil sudah ada dan mulai dapat berfungsi.
Sedangkan
pada akhir masa kanak-kanak merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam
sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun sebelum
anak secara seksual menjadi matang pada saat mana pertumbuhan berkembang pesat.
Perkembangan
Kognitif:
Stadium
Sensomotorik (0-18 atau 24 bulan). Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan
kognitif selama stadium sensomotorik ini, intelegensi anak baru nampak dalam
bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik. Pada usia ini yang
berlangsung adalah kegiatan bergaul dengan dunia lingkungan, dengan memakai pancainderanya
untuk menangkap segala sesuatu yang bergerak di sekitarnya.
Stadium
Pra-operasional (2-7 tahun). Anak pada stadium ini sudah mampu untuk melakukan
tingkah laku simbolis. Anak sudah mulai meniru dan dapat dikatakan kalau tahap
ini adalah tahap permulaan pemikiran kognitif walaupun belum sistematis dan
kurang logis.
Stadium
Operasional Konkrit (7-11 tahun)[8]. Pada masa usia sekolah ini, anak mempunyai
kapasitas mental untuk mengatur dan menghubungkan pengalaman dalam suatu
kesimpulan, memahami pembagian ruang, waktu, membuat kategorisasi, menilai,
mengerti hukum sebab-akibat dan sebagainya. Pada masa ini anak sangat
menggemari aturan main yang mengatur kegiatan bersama. Aktivitas logis tertentu
dilakukan hanya dalam situasi yang konkrit.
Tahap
Operasi Formal (11-15 tahun). Di sini anak memasuki taraf kematangan intelek di
mana ia mampu berpikir jauh melampaui dunia real dan keyakinan sendiri, yakni
memasuki dunia abstrak. Inilah awal berpikir hipotetis-deduktif, yang merupakan
cara berpikir ilmiah. Anak mampu memakai pendekatan sistematis untuk memecahkan
problem, dengan tidak hanya sekedar meniru dari orang di sekitarnya.
Perkembangan
Psikososial:
Tahap
Kepercayaan Dasar lawan Kecurigaan Dasar (0-2 tahun)
Pada
tahap ini anak sangat tergantung pada pribadi yang mengasuhnya, dengan kontak
dengan pengasuh akibatnya terkembanglah kemampuan untuk percaya pada orang
lain.Tahap Otonomi lawan Rasa Malu dan Ragu-ragu (2-4 tahun)
Sasaran
pokok dari tahap ini ialah mengembangkan rasa otonom dan kesadaran akan eksistensi
yang tak bergantung di masa anak dapat memaksakan kehendak bebas dan otonominya
berlawanan dengan otonomi orang tua.
Tahap
Inisiatif lawan Rasa Bersalah (4-6 tahun)
Anak
dengan kesanggupan indrawi, motorik, dan kognitif yang sudah berkembang merasa
diri cukup kuat untuk mengusahkan, menyelidiki, dan mencoba segala hal.
Tahap
Kerajinan lawan Rasa Rendah Diri (6-11 tahun)
Dalam
periode sekolah ini anak akan mengembangkan rasa kerajinan, daya konstruksi,
dan semangat kegiatan untuk mendapat pengakuan dari orang lain.
Perkembangan
Pengambilan Keputusan Moral
Tahap
Pra Konvensional (4-10 tahun)
Tingkat
I: Orientasi Hukuman dan Ketaatan
Suatu
tindakan menurut aturan dinilai baik, jika tidak menimbulkan kesakitan atau
ketakutan.
Tingkat
II: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Perbuatan
yang menurut aturan adalah baik jika memuaskan hati. Nilai-nilai hidup dinilai
secara fisik dan pragmatis.
Tahap
Konvensional (10-13 tahun)
Tingkat
III: Orientasi Relativis-Instrumental
Perbuatan
baik adalah yang menyenangkan dan dapat diterima oleh orang lain.
Tingkat
IV: Orientasi Hukum dan Keadilan
Perbuatan
yang baik adalah melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga
tata tertib sosial yang ada, sebagai yang bernilai dalam dirinya sendiri.
Perkembangan
Iman
Tahap
Kepercayaan Elementer Awal (0-3 tahun)
Belum
ada ciri-ciri nyata dalam imannya, namun taraf ini merupakan basis dari
perkembangan rasa-percaya, keberanian, harapan, dan kasih, pada tahap
berikutnya.
Tahap
Kepercayaan Intuitif-Proyektif (3-7 tahun)
Anak
berada dalam dunia fantasi dan imitasi dari cerita-cerita yang disampaikan oleh
orang dewasa yang dekat dengannya.
Tahap
Kepercayaan Mistis-Harafiah (8-11 tahun)
Anak
memasuki taraf di mana ia mengambil-alih cerita-cerita, kepercayaan serta
tradisi dari persekutuan di mana ia menjadi anggotanya, sebagai bagian dari
dirinya.
D.
Lingkungan dan Suasana Pembelajaran
Tempat
RC.
Miller mengemukakan tempat PAK bagi anak, antara lain:
a.
Rumah
b.
Sekolah Umum
c.
Masyarakat
d.
Gereja
Siapa
Pendidiknya:
a.
Di rumah adalah orang tua.
b.
Di Sekolah Umum adalah guru.
c.
Di Masyarakat adalah Masyarakat sendiri.
d.
Di Gereja adalah Jemaat.
Materi
Yang Sesuai
a.
Usia 2-3 Tahun
Tentang
Allah:
“Allah
Mengasihi Aku"
"Allah
Menjaga Aku"
Tentang
Yesus:
"Yesus
Mengasihi Aku"
Tentang
Keluarga:
"Allah
Memberi Orang Tua"
"Aku
Harus Menaati Orang Tua"
b.
Usia 4-5 Tahun
Tentang
Allah:
"Allah
Mengasihi Aku dan Orang Lain"
"Allah
ada di mana-mana"
Tentang
Yesus:
"Yesus
mengasihiku dan Ia adalah sahabat terbaiku"
"Yesus
ingin semua anak mengasihi-Nya"
Tentang
Keluarga:
"Allah
memberikan keluarga untuk memperhatikan dan mengajarku"
c.
Usia 6-7 tahun
Tentang
Allah:
"Allah
Mengasihiku dan Keluargaku dan Teman-temanku"
"Allah
ingin kita berdoa dan membaca Alkitab"
Tentang
Yesus:
"Yesus
adalah Anak Allah"
Tentang
Keluarga:
"Orangtua
adalah Pemimpin dari Allah bagi kita di dunia"
d.
Usia 8-9 tahun
Tentang
Allah:
"Allah
berkuasa, bijaksana, dan ada di mana-mana"
Tentang
Yesus:
"Yesus
adalah Anak Allah dan Juruselamat"
Tentang
Keluarga:
"Orang
tua punya aturan untuk saya untuk ditaati, tetapi mereka juga harus punya
aturan Allah untuk diikuti”.
e.
Usia 10-11 Tahun
Tentang
Allah:
"Allah
adalah Roh, Ia ada di mana-mana, tetapi rumah-Nya ada di Surga"
Tentang
Yesus:
"Yesus
menunjukan pada kita bagaimana hidup bagi Allah, sebab kesempurnaan Yesus
adalah contoh bagi semua manusia"
Tentang
Keluarga:
"Rumahku
dan keluargaku adalah bagian dari rencana Allah bagi ku".
F.
Pilihan Metode-Metode
1.
Metode Memberi Teladan
2.
Metode Membaca
3.
Metode Berbagi Pengalaman
4.
Metode Percakapan
5.
Musik dan Nyanyian
6.
Melihat Gambar
Perlu
juga diperhatikan bahwa dari segi Perkembangan Iman maka usia 3-7 tahun (Tahap
Intuitif-Proyektif) dan usia 8-11 tahun (Tahap Mistis-Harafiah) sangat
dipengaruhi oleh cerita jadi metode yang baik adalah Metode Cerita.
G.
Hal-hal Lain
Prioritas-prioritas
yang perlu diperhatikan adalah tetap memelihara keseimbangan kedudukan
tiap-tiap tugas perkembangan dalam aplikasi penyajian materi.
Akibatnya
Unsur-unsur tersebut di atas sangat mempengaruhi materi yang dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar