RINGKASAN BUKU
RAGI CARITA
NAMA : Dermas Takela
N I M : 3634.32
PRODI : THEOLOGI
MATA KUL : SGA/I
DOSEN PEMB :
DR ABDON AMTIRAN,MTh
JUDUL BUKU :
RAGI CARITA
JUMLAH HAL
: 183 HALAMAN
PENGARANG : DR TH
VAN DEN
END
SEKOLAH
TINGGI THEOLOGI “IKAT”
JAKARTA
2015
AGAMA
SUKU ASLI INDONESIA
Setelah
penulis membaca Buku yang berjudul Ragi Carita tentang sejarah Gereja Di Indonesia,
maka penulis dapat meringkas sebagai Berikut:
1.
Agama
dan Masyarakat Indonesia Asli
Sebelum agama Kristen masuk ke Indonesia,
agama di negeri ini sudah memulai sejarah yang panjang dan yang berbelit-belit.
Agama Indonesia asli dibawa serta oleh suku-suku yang pada zaman dahulu kala
memasuki Indonesia yaitu Agama suku, sebenarnya masing-masing suku mempunyai
agamanya tersendiri lain agama orang Batak, lain agama orang Jawa, Dayak dan
Irian. Tetapi semua Agama suku mempunyai suatu corak bersama. Setiap suku juga
ada pemimpinnya yaitu kepala Suku,dan anggota-anggota suku juga tak bisa tidak
menjadi penganut suku itu.
Suku dan bagian-bagiannya serta marga
merupakan persekutuan ibadah. Masing-masing suku mempunyai cerita sejarahnya yang ditinggalkan
oleh nenek moyang mereka seperti kepercayaan kepada mitos-mitos, menyembah
Dewa-dewa dan lain-lain sebagainya.
Perbedaan
utama yang terjadi dalam agama suku itu tidak ada garis pemisah antara Pencipta
dengan yang diciptakan (Dewata, Nenek Moyang) manusia dan makhluk lainnya serta
alam tak bernyawa.semuanya merupakan suatu kesatuan yang luas.tidak dibedakan
dengan jelas antara jenis yang satu dengan yang lain. Sebaliknya juga dalam
Agama kristen ada garis pemisah yang tajam antara Allah dan seluruh ciptaan.
Tidak ada roh atau manusia atau benda yang boleh diberi penghormatan ilahi.
Namun Allah yang Mahatinggi itu berkenan mengikat perjanjian dengan manusia
ciptaannya. Maka manusia dapat mengenal kemauan Tuhan dan bertanggungjawab
terhadapnya atas perbuatabnya sendiri.
Pandangan Agama suku dan Agama kristen tentang
hubungan dengan dewa atau dengan Allah
berbeda dalan hal lain lagi. Dalam agama suku, Manusia secara azasi
sanggup memenuhi kehendak dewa-dewa serta nenek moyang ,asalkan ia dapat
mengetahui tentangnya. Sebaliknya Agama Kristen mengakui bahwa manusia telah
menjadi terasing dari pada Allah dan bahwa hubungan dengan dia hanya dapat
dipulihkan oleh rahmat-Nya.tidak mungkin memperoleh keselamatan dengan mentaati
perintah Allah.
Kedua perbedaan ini berakibat besaar bagi
kehidupan manusia.agama suku mempunyai hukum manusiawi,yaitu adat yang berlaku
secara mutlak.kehidupam manusia diatur olehnya, manusia tidak dapat lolos dari
adat. Kehidupan agama pada zaman nenek moyang sama seperti agama yahudi yang
berpegang pada hukum taurat dan bahkan juga menjadikannya sebagai rutinitas dan
kebiasaan adat.orang-orang yang dari luar suku itu mereka dianggap sebagai
asing, jelek, bahkan menjadikan mereka musuh besar. Mereka juga dipengaruhi
oleh kesusilaan dalam agama suku, tidak ada perbedaan mutlak antara baik dan
jahat, sebaliknya dalam agama kristen ada pertentangan mutlak antara yang baik
dan yang jahat.
Dalam
perbandingan ini yang ditonjolkan ialah parbedaan antara agama kristen
sebagaimna dinyatakan dalam injil dan
agama-agama suku di indonesia.
2.
Agama-agama yang datang dari luar indonesia
pada
abad-abad pertama tarikh masehi,
Indonesia mempunyai hubungan perdagangan dengan wilayah-wilayah Asia
lainnya.ada jalan dagang dari Tiongkok melalui kepulauan Nusantara ke India,
Persia, Mesir dan Eropa, dan sebaliknya. Barang dagang yang dihasilkan
Indonesia adalah rempah-rempah uayang terutama berasal dari Maluku.
Suadagar-saudagar dari Jawa dan Sumatera membawa barang yang sangat berharga
itu ke pusat perdagangan di Indonesia Barat. Setelah itu pedagang dari India
mengangkut dan membawanya ke India, disitu mereka sudah ditunggu oleh saudagar-saudagar
dari Asia Barat orang-orang Persia dan Arab, mula-mula juga orang- orang Yunani
dari Mesir), yang membawa bumbu itu, bersama barang-barang lain, ke pasaran
Eropa. Jalan dagang itu merupakan rantai yang terdiri dari beberapa matarantai.
AGAMA HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA
A. Masuknya agama Hindu
dan Budha di Indonesia
Sebaliknya
,Agama-agama Hindu dan Budha, yang juga dibawa kemari melalui jalan
perdagangan, sehingga berhasil menetap di Indonesia sehingga pengaruhnya
kebudayaan sudah mulai terkenal. Disitu dibagi dalam beberapa kerajaan yaitu,
kerajaan Sriwijaya menganut agama Budha dan di kerajaan-kerajaan di jawa pada
umumnya agama Hindulah yang Menduduki tempat paling utama, tetapi mereka tidak
mendesak Agama asli Indonesia. Mereka hanya memperkenalkan Agama suku yaitu
(seperti di Tapanuli) atau bercampur dengannya di Jawa.
Pada abad ke-13, suatu agama lain lagi mulai
memasuki Indonesia melalui jalur perdagangan. Enam ratus tahun sebelumnya Islam
telah merebut Arabia, Mesir dan Persia. para pedagang di wilayah itu memeluk
agama yang baru itu dan membawanya ke pelabuhan-pelabuhan di India barat
khususnya Cambay di Gujarat. Maka dari situ Islam mulai tersebar disana sejak
abad ke-9 dan berkuasa pada Abad ke-13.dari Gujarat, saudagar-saudagar yang
beragama Islam mulai menyebarkan agama Islam di Indonesia pula. penyiar agama
Islam di Indonesia mulai di kota-kota pelabuhan, dan mengikuti jalur
perdagangan.para pedagang Islam menetap di salah satu ,dari situlah mereka
kawin dengan puteri-puteri bangsawan setempat sehingga agama Islam tersebar
secara damai melalui hubungan perdagangan dan kekeluargaan. Akan tertapi yang
sudah masuk agama islam sering juga menyebarkan agama mereka yang baru dan
sekaligus memperluas wilayah pengaruh mereka dengan menyerang tetangganya yang
masih kafir.
Pada
tahun 1292, kota perlak di Sumatera Utara (Aceh) sudah beralih kepada agama
Islam, yang disusul oleh agama lain di daerah pesisir Malaya,Sumatera Jawa dan
Maluku.Islam memasuki kota Ternate lebih dahulu pada ( ±1480) dan di Sulawesi pada ( ± 1600).di Jawa
kota-kota pantai masuk sejak ( ±1420); pedagang-pedagang Jawa membawa Islam ke
Maluku.dan kota-kota di daerah pantai itu yaitu Banten,Demak, Gresil dan
lain-lain. Namun pada akhirnya kerajaan-kerajaan ini runtuh sehingga sekitar
tahun 1550 pedalaman Jawa sudah
diislamkan. Pada permulaan abad ke-16,negara-negara utama di kepulauan
Nusantara ialah: Malaka di bagian barat , Banten dan Demak di jawa ,sedangkan
Ternate dan Tidore berada di bagian Timur Indonesia.
B.
Agama Kristen orang-orang Barat.
Bangsa Portugis dan Spanyol memeluk Agama
Kristen Katolik pada sekitar ( ±tahun 1500). Agama katolik pada abad
pertengahan bersifat hirarkis, kaum awam kurang mempunyai suara dalam Gereja;
merka ada di bawah imam, dan para imam pula membawahi uskup serta Paus. Tetapi
susunan hirarkis berarti juga bahwa Gereja mempunyai organisasi yang rapih,
sehingga sanggup menyelenggarakan usaha misi yang sangat luas. Berhubung dengan
susunan hirarkis itu gereja mengusahakan keseragaman yang sebesar mungkin,
antara lain dalam hal ibadah. Bahasa ibadah pun harus sama di mana-mana (yaitu
Bahasa Latin).
Dalam
Gereja zaman itu, pelayanan sakramen dianggap lebih penting dari pada pelayan
Firman. Sakramen khususnya baptisan, perlu mutlak demi ke selamatan.pada
anggota Gereja biasa,tekanan atas sakramen ini bisa membawa kepada unsur-unsur
sakramen (air, roti,anggur merupakan benda-benda sakti ). Pentingnya sakramen
membawa juga kepada anggapan tertentu tentang apa itu Iman. Beriman berarti tidak
pertama-tama memahami dan menyambut apa
yang dikatakan dalam firman Tuhan, tetapi yang terutama: takluk kepada
kekuasaan Gereja.
Perlu
diperhatikan juga hubungan antara gereja dan negara.pada abad pertengahan,
Masyarakat Eropa masih mengakui kesatuan azasi seluruh kehidupan. Tidak ada
bidang yang tidak di atur oleh agama, corak berpikir yang terdapat dalam agama
suku masih hidup terus di Eropa ( sampai zaman pencerahan).pada zaman itu agama
diatur oleh suatu lembaga khusus yaitu gereja.
Dengan demikian, gereja menguasai seluruh kehidupan masyarakat. Negara
pun di anggap berada di bawah gereja. Tugas negara ialah melayani gereja
,melindungi iman kristendari serangan musuh-musuh dan mendukung penyiaran
keluar.
Seragam
juga tidak lagi digunakan di mana-mana.tidak ada juga negara dibawah kekuasaan
Gereja dan tidak juga di atasnya, tetapi di sampingnya. Dan keduanya harus
bekerjasama demi kemajuan kerajaan Allah. Namun di daerah jajahan,
bangsa-bangsa protestan masih berpengaruh dengan kecenderungan berpikir menurut
kerangka hirarkis ini tidak hilang dari Gereja.
Dua
hal dalam perbedaan dengan gereja katolik mula-mula yang menghalangi pekabaran
injil oleh kaum protestan:
Ø Reformasi
telah menghapus ordo-ordo kebiaraan.
Ø Kedudukan
gereja terhadap negara telah menjadi lemahsehingga Theologia tidak memandang
lagi negara sebagai pelayan gereja.
banyak
hal yang mereka buat di daerah jajahan sehingga membuat mereka lemah dalam
pelayanan Misionaris.
4.
0rang-orang
Barat datang ke Indonesia
Pada
permulaan abad ke-16 masuklah faktor permainan kekuatan-kekuatan ekonomis,
politis dan religius di kepulauan nusantara. Tiba-tiba pada tahun 1511 kota
Malaka direbut oleh portugis,sehingga kapal kapal mereka muncul di perairan Jawa
dan Maluku.
Pada
abad ke-15 bangsa para pedagang Portugal mulai menjelajahi pantai barat
Afrika,dengan tujuan mereka ingin untuk pergi ke Asia selatan dan tenggara.
Mereka terdorong oleh keinginan untuk menemukan jalan sendiri menuju kekayaan
Benua India, kalau berhasil mereka memperoleh jalan ke Asia.
Orang-orang portugal
mempunyai alasan dalam hubungan perdagangan mereka yaitu bahwa mereka merasa
bertanggung-jawab atas penyiaran Agama Kristendi seberang laut. Selama abad
ke-15,pimpinan Gereja melihat dengan senang hati bagaimana orang-orang Portugis
semakin maju di dalam wilayah di luar dunia kristen. Mereka di dorong oleh Sri
Paus untuk dimana mereka berlayar mereka harus menyebarkan iman disitu. Sri
paus juga memberi hak untuk para raja mengurus sendiri segala sesuatu yang
bersangkut paut dengan gereja misi disana. Disitu raja berhak bebas memilih dan
mengangkat para uskup di daerah seberang
laut. Dari raja yang berhak mengirim misionaris dan seterusnya.seluruh
pekerjaan gerejani di biayai oleh pihak raja. Istilah ini di sebut dengan
bahasa portugal yaitu( “padroado”)=Tuan atau majikan.
Pada tahun 1498 esorang
pemimpim bernama Vasco da Gama, akhirnya berhasil melewati ujung selatan benua
Afrika dan berlayar ke India.beberapa tahun sebelumnya ( 1492) kapal-kapal
spanyol, yang sedang dalam perjalanan ke Asia melalui laut Atlantik, telah
menemukan rintangan berupa suatu benua yang tak dikenal oleh orang-orang Eropa,
yaitu benua Amerika.sehingga mulailah ada perlombaan antara kedua negeri itu
dengan tidak merugikan perkara mereka.
Oleh sebab itu maka pada tahun 1494 sri Paus
membagi dua dunia.amerika akan merupakan wilayah kekuasaan Spanyol,sedangkan
Asia akan menjadi wilayah portugis. Namun kedua bangsa ini juga ada pengaruhnya
yaitu mereka menjajah seluruh daerah yang
mereka temukan di tempat mereka berada sehingga seluruh wilayah jajahan berhasil dimasehikan tetapi Asia tenggara, pantai
Afrika hanya sedikit yang masuk ke kristen. Tujuan jangka panjang orang
portugis adalah memperoleh monopoli atas perdagangan Asia Eropa.
Pada tahun 1511
orang-orang portugis sudah berhasil menaklukan Malaka, pusat perdagangan antara
Maluku dan India. Beberapa tahun kemudian mereka mendirikan benteng di Ternate
(1522).tiga pusat kekuasaan portugis di Asia yaitu goa di India Barat, Malaka
dan Ternate.
KEDATANGAN BANGSA BELANDA KE INDONESIA
A. kedatangan orang-orang Belanda dan
pengaruhnya.
Alasan
orang Belanda datang ke Asia tidak
jauh berbeda dari alasan yang telah mendorong orang-orang portugis sebelumnya.
Mereka pun ingin menemukan alasan sendiri ke sumber kekayaan-kekayaan Asia, dan
mereka juga ingin yaitu spanyol dan Portugal dengan mengalihkan lalulintas
perdagangan .
Maksud
kedatangan mereka adalah melakukan hal yang sama seperti orang-orang Portugis
dan spanyol. Mereka ingin memonopoli dalam perdagangan antara Asia dan Eropa.badan
usaha Belanda yaitu dalam menjalankan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC )
“Kompeni”. Dan tindakan atau sikap
Mereka
lebih keras dari pada orang portugis, karena mereka ingin menguasai jalur-jalur
dagang antara pelabuhan –pelabuhan di Asia dan di indonesia itu sendiri.
Orang-orang
Belanda juga adalah pedagang yang sama
seperti Portugis. Pada akhir abad ke -19 mereka melakukan penjajah, namun tidak
menjajah demi menjajah.mereka melakukan hal itu hanya untuk memperkuat monopoli
perdagangan mereka.dan juga mereka ingin untuk menguasai daerah-daerah di mana
yang banyak menyimpan hasil kekayaan. Mereka menolak para misionaris yang datang dari luar yang ingin melaksanakan
perintah Tuhan hanya karena mereka mau menjalankan VOC.
B.
Misi di maluku pada sampai Tahun 1540-an
Pada
abad ke-15 daerah maluku masih memeluk agama nenek moyang yaitu agama suku.
Namun sesudah itu para pedagang dari Indonesia barat telah membawa agama baru
sehingga menyebarkan di seluruh tanah Maluku, yakni agama Islam,demikia terjadi
empat kerajaan Islam, yaitu Ternate,
Tidore,Bacan dan Jailolo.di bagian selatan Maluku juga sejumlah kampung dan
suku masuk Islam pada zaman itu. Dari
segi politis masuknya agama islam yaitu adanya faktor pertikaian antar kampung
dan suku yang di pimpin oleh sultan-sultan Ternate. Mereka ingin menaklukan
daerah-daerah lain yang ada di maluku.
Pekerjaan
Fransiskus Xaverius Di Maluku
Fransiskus
Xaverius lahir pada tahun 1506 dari keluarga bangsawan di Spanyol.ia
mempersiapkan diri untuk menjadi seorang imam.tanpan merasa panggilan khusus.
Ia belajar ilmu theologia di paris, ia juga bertemu dengan Ignatius dari
loyola, pelopor kontra Reformasi itu. Ia menjadi salah satu anggota pertama
serikat Yesus.(1534-1540). Hanya kebetulan saja ia menjadi seorang Misionaris
ke Asia. Seorang anggota serikat Yesus yang lain akan pergi ke Goa, dimana
serikat mau mendirikan suatu cabang.namun orang itu jatuh sakit sehingga
pimpinan menunjuk Xaverius sebagai penggantinya.
Latar bekakang Xaverius dimana ia
bekerja dan ia tinggal di goa di tengah-tengah orang-orang portugis dan yang
kehidupannya bobrok,namun ia ingin untuk memberitakan injil diantara
orang-orang pribumi. Ia juga melayani jemaat yang terlantar di goa sebelah utara.
Setelah ia mendengar kabar tentang kesempatan yang baik di sulawesi selatan. Di
sana ia belajar bahasa Melayu sedikit,
dan ia berlayar ke maluku dan bekerja selama 15 bulan lamanya.(1546-470),ia
mengelilingi tanah ambon kemudian kembali ke Ternate. Setelah itu ia berangkat
ke Jepang dan ia meninggal di suatu pulau kecil
lepas pantai Tiongkok, setelah usaha memasuki negeri itu gagal.(1522)
pada tahun 1622, Xaverius dinyatakan
sebagai “orang kudus “ (santo) oleh Gereja katolik Roma.
Kehidupan orang-orang kristen di
Ternate pada zaman itu mereka bodoh dalam hal Agama.oleh karena itu setiap hari
Xaverius dua kali satu jam menyelenggarakan pelajaran agama kristen untuk
anak-anak dan orang-orang dewasa. Ia juga mempunyai rumusan-rumusan pokok iman
kristen yaitu seperti (pengakuan iman rasuli, Doa bapa kami, salam Maria dan
kesepuluh perintah dan lain-lain yang ia kaji di depan orang-orang yang ia
ajarkan.
Kalau pendengarnya orang-orang indonesia maka
Xaverius memakai rumusan tersebut kedalam bahasa melayu, yang ia sudah siapkan
di Malaka. Para pendengar mengulangi naskah itu sampai hafal.teks-teks tersebut
biberi lagu –lagu sehingga orang
menyanyikan di jalan bahkan juga di ladang. Pada malam hari Fransiskus keliling
kota,membawa sebuah lonceng kecil di tangan. Ia pergi dari rumah ke rumah untuk
mengajak orang dan mendoakan jiwa-jiwa
di api penyucian bersama orang yang hidup dalam dosa berat dan juga yang tidak
mau bertobat.
Agama kristen di Maluku
Utara (1547-Akhir abad ke-18)
Di Maluku Utara tahun 1570 merupakan titik balik
dalam perkembangan gereja.pada masa-masa sebelumnya juga jemaat-jemaat
mengalami penganiayaanyang sangat berat.namun perkembangan gereja semakin
maju.selama tahun-tahun 1547-1570 ternate
menjadi pusat kegiatan misi.disitu juga
menetap kepala orang-orang yesuit yang
bekerja di Maluku. pada tahun 1547-1570, Sultan Hairun mengadakan suatu rencana
untuk mendirikan sebuah kerajaan besar yang meliputi seluruh Maluku dan
daerah-daerah di sekitarnya.
rencana
ini adalah untuk membatasi kehadiran orang-orang Portugis dalam
penyebaran agama kristen akhirnya menjadi sekutu bagi Portugis. Pada saat-saat
itu, Portugis dan Ternate sedang dirujuk oleh ketiga penguasa Islam, memusuhi
orang-orang Portugis dan juga menghambat misi.dan sesuai dengan suasana zaman
itu,cara yang terbaik untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang portugis ialah menerima Agama mereka. Berhubungan dengan itu, para misionaris Ternate
terus-menerus mendapat permintaan agar datang menjalankan Baptisan di daerah
lain.
Perkembangan
misi sangat menonjol di Halmahera dan memberi harapan bagi orang-orang kristen
yang ada di daerah itu, namun pada tahun 1557 terjadilah suatu krisis yaitu
Panglima portugis telalh merampas cengkeh yang merupakan milik Sultan Hairun
sehingga Sultan melawan, namun ia ini ditahan.
Di
tahun 1569, Gereja kristen Maluku utara telah mencapai puncak perkembangannya,
meskipun jemaat-jemaat dilanda krisis baru yang lebih hebat dari pada
sebelumnya yang diakibatkan oleh Sultan
Hairun.
Gereja di Maluku selatan selama masa
Portugis (1538-1605)
Pada tahun 1538, tiga kampung di pulau
Ambon menerima Agama kristen, dan bahwa beberapa tahun kemudia bebe rapa jemaat
telah bertamba menjadi tujuh. Kampung-kampung kristen itu hampir semua terletak
di bagian selatanpulau Ambon, yang disebut Leitimor. Di pulau baru juga ribuan
orang dibaptis, oleh awak kapal yang selama beberapa waktu berlabu di sana.
Yang menonjol ialah bahawa hasil tersebut tercapai walaupun kekrisrenan Ambon
selama itu kurang sekali mendapat pemeliharaan dari luar. Lalu datanglah
seorang bruder (anggota ordo bukan imam,
yang tidak berhak melayankan sakramen-sakramen) setelah tiga minggu di
Ambon ia mati tenggelam dalam perjalanan ke Baru. Akhirnya tahun itujuga datang
seorang imam, tetapi satu setengah tahun lagi ia dipanggil ke Maluku utara,
dimana ia mati syaid taklama kemudian.
Di kampung-kampung yang telah menerima
Agama kristen, xaverius mengangkat beberapa orang setempat agar menjadi
pengajar-pengajar bagi yang lain-lain. Untuk itu mereka harus memakai
katekismus berbahasa melayu karangan xaverius, yang berisi sekitar 20 halaman.
Akan tetapi di Maluku tampakya palanyan para katekis tidak sempat berkembang.
Selama tiga tahun orang-orang kristen hanya dapat mempertahankan diri dalam
suatu bentng di suatu pegunungan.
Gereja di Maluku selatan pada zaman VOC
(1605-1800)
Pada tahun 1605, angkatan laut VOC
merebut benteng-benteng potugis di Banda dan di Ambon. Namun demikian,
kedatangan orang Belanda membawa satu hadia besar bagi kampung-kampung kristen,
malahan bagi seluru Ambon dan Lease. Berhenti berperang antara kampung, yang
selama masa portugis menjadi satu halangan besar bagi perkembangan Agama
kristen.
VOC adalah badan perdagangan.
Tujuannya sama dengan tujuan orang-orang portigis sebelumnya, yaitu memperoleh
monopoli, hak tunggal untuk menjual rempah-rempah. Sehingga VOC tidak perlu
menjajah seluru Maluku, cukuplah menguasai daerah itu sehingga
pengusaha-pengusaha sreta penduduk dapat dipaksa mengakui monopoli tersebut.
Orang-orang kristen di Ambon-lease memberontak juga, tetapi merekapun terpaksa
takluk. Bagi VOC, sama seperti Negara portugis, kepentingan Agama dan
kepentingan Negara bertindi tepat. Akhirnya daerah-daerah yang jauh atau yang
sama sekali tidak mempunyai arti bagi VOC dibiarkan saja, walaupun beberapa hal
injil suda dikabarkan disana sebelumnya oleh katolik Roma. Orang-orang kristen
di Ambon dan lease mempunyai Agama yang
sama seperti orang-orang portugis, musu VOC.
Akan tetapi orang-orang kristen di
luarpusat itu tidak dapat pemeliharaan rohani pada saat-saat mereka di kunjungi
oleh pandeta. Orang-orang Ambon tidak puas dengan sekolah yamg telah
didirikan di pusat itu. Gurunya rangkap
menjadi guru jemaat, pada hari minggu mereka memimpin ibadah mereka tidak boleh
berkhotbah sendiri, tetapi masa seperti penghiburan orang-orang sakit
berkebangsaan belanda mereka membacakan khotbah yang telah disusun oleh seorang
pendeta. Selain daripada ibada pada hari minggu, adajuga doa malam yang di
adakan tiga kali dalam seminggu di setiap jemaat. Guru jemaat yang membacvakan
doa tetap, dan bersama anak-anak sekolah menghafalkan pokok-pokok iman kristen.
Gereja di Sulawesi utara
dan Sangir-Talaud (1536-1800)
Pada tahun 1563, sultan Hairun
bermaksud hendak mengirimkan pasukan-pasukan tentara ke Sulawesi utara untuk
menaklukan daerah itu. Rencana itu tercium oleh orang-orang portugis dan mereka
tidak suka akan perusahaan kekusaan sultan yang menjadi akibatnya. Mereka sapai
di Manado pada bulan mei 1563, “manado” itu adalah manado-lama, yang terletak
disuatu pulau kecil lepas pantai minahasa. Pater Magelhaes mengunjingi juga
beberapa daerah lain di Sulawesi utara. Dikaidipan (di pantai utara daerah Gorontalo)
yang ia membaptis 2.000 orang telah mengajar selama delapan hari. Dan mereka
dapat menarik kesimpulan baptisan hanya dapat dilayakkan kalau ada kepastian
bahwa orang-orang kristen baru itu dapat dipelihara terus.karena mereka
membaptis orang begitu bayak tetapi mereka kekurangan misionaris, untuk
memdidik mereka lebih lanjut sehingga Dengan alasan itu, Magelhaes sendiri
tidak bersedia untuk membaptis raja Bolaang Mongondow dan penduduk daratan
minahasa, walaupun mereka itu minta di baptis. Menurut lapotan-laporan
misionaris, yang ditulis sejak tahun 1595, semua orang kristen di manado dan
kaidipan kembali menjadi kafirlagi dan di siau juga tumbuh kembali menjadi
kafir.
Geraja di nusatenggara timur (1556
permulaan abad ke-19)
Pada zaman dahulu kala, pulau-pulau
NTT, khusya timor, suda mempuyai hubungan dengan dunia luar sebap kayu cendana
yang bayak terdapat disana. Riwayat gereja di Nusatenggara Timor mulai dengan
berita tentang tahun 1556, pada tahun itu, pater Antonio Taveira membaptis
5.000 di Timur, dan juga bayak orang di flores, yakni dilarantuka dan
sekitarnya. Pater Taveira ini adalah seorang anggota ordo Dominikan. Menjelang
akhir abad ke-16, orang-orang yang di baptis sudah berjumlah sekitar 25.000
jiwa. Orang-orang kristen di solo terbagi atas dua kelompok yang suda dari
zaman dahulu saling memusuhi atau (golongan “Demon” dan golongan “Paji” ilusiwa
dan ulilima di maluku). Dengan adanya gereja-gereja yang begitu erat, misi tak
dapat tidak terpukul juga jemaat-jemaat yang paling besar menjadi murtad
jemaat-jemaat lain dirusakan dan beberapa pastor dibunuh. Pada tahun 1613, mereka ini merebut benteng
solo,selajutnya kelompok paji yang sekarang beraga suku atau islam memihak
kepada orang-orang belanda. Apabila orang-orang portugis menang, pekerjaan misi
maju pesat,apabila orang-orang belanda dan sekutu mereka yang islam unggul maka
misi mengalami kemunduran. Pada masa orang-orang portugis di mana-mana diusir
oleh belanda, mereka di sunat nusantara ini mempertahankan suatu “Negara”
portugia dan suatu pangkalan Gereja katolik Roma. Tetapi ada keluhan bahwa para
kehidupan para pater Dominikan adalah sesuai dengan kedudukan mereka sebagai
pengusaha-pengusaha duniawi, mereka menjadi kaya dan mereka tidak mengindahkan
lagi janji selibat.
Geraja di Indinesia barat,
khususnya di Batavia (Jakarta) (±1550-1800)
Pekerja misi pada abad ke-16 sampai
ke-18 tidak hanya terbatas pada Indonesia Timur saja. Pulau Jawa pada abad
ke-16 sudah di islamkan. Tetapi di ujung Timur beberapa Negara Hindu,
sisah-sisah kerajaan Mojopahit, masi bertahan. Dalam abad ke-17dan ke-18 ada
juga misionaris-misisonaris di Aceh, tetapi mereka hanya diperbolehkan
melanyani orang-orang asing yang tinggal disana.dengan demikian, tidak ada
tempat di Indonesia bagian Barat, dimana Gereja Katolik Roma berhasil menetap
di tengah-tengah orang-orang Indonesia.
Ambon merupakan jajahan VOC yang
pertama di Nusantara. Disitu terdapat Gereja protestan pertama, yang selama dua
abad lebih tetap akan merupakan yang terbesar di Indonesia. Oleh karena itu
orang-orang Belanda merebut kota Jakarta, dan dengan nama Batavia kota itu
dijadikan kota kekuasaan mereka di Indonesia, bahkan di Asia (1619). Geraja itu
berkembang dengan pesat, sama seperti kotanya. Sekitar tahun 1700 boleh di
taksir ada 15.000 orang kristen, pendeta-pendeta yang bekerja di Batavia adalah
sepuluh orang terdapat puluhan sekolah
sekitar 5.000 Murid. Sejak tahu 1621, adapula jemaat berbahasa Melayu, yang
jauh lebih kecil, barang kali 10-15% seluruh jemaat orang kristen.
Pendeta-pendeta yang melayani Gereja di Batavia pada zama VOC biasanya
berkebangasan Belanda. Yang satu ialah Cornelis Senen (1600-1661). Ia adalah
seorang belanda, tetapi setelah pulau-pulau itu di duduki Belanda, ia dibawa ke
Jakarta bersama Belanda lainnya. Tetap ia adalah seorang yang bijaksana dan
saleh, dan oleh karena itu ia diberi tugas lebih luas, yaitu pelayanan bagi
orang-orang merdeka, dalam Bahasa Potugis. Tetapi karena ia tidak menikmati
pendidikan gaya Barat, dan tidak
mengenal selukbeluk pikiran theologia Barat, ia tidak dapat diberi kedudukan
yang singkat dengan pendeta-pendeta Belanda. Begitujuga orang-orang Belanda
pada zaman itu tidak sanggup melihat orang-orang kristen Indonesia dengan
mengesampingkan ukuran-ukuran Barat. Akibatnya kekristenan Indonesia tidak di
pandang sebagai akil-baliq dan tidak dapat berkembang mencapai ksedewasaan.
Untuk sebagian besar, mereka yang
datang ke Indonesia adalah orang-orang kasar, suka mabuk, suka berkelahi, tidak
segan melanggar perintah ke-7 pada tahun 1621, terdapat ratusan orang eropa di
Batavia, namun yang diperkenana hadir di perayaan perjamuan yang pertama pada
zaman itu hanya 41 orang. Akan tetapi beberapa hal besar Geraja di Indonesia,
dengan dipaksa oleh pemerintah atau dengan alasan keadaan di Indonesia yang
berbeda dengan keadaan di Belanda, menyampaikan dfari Gereja induknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar