Rabu, 16 November 2016

Tafsir Roma Pasal 4: 1-25 Mr. Dermas

Tafsir Roma Pasal 4: 1-25


Nama : Dermas Takela
Nim : 3634.32
Prodi : Teologi.
Dosen : Andreas Sembiring, M.Th
 


Roma Pasal 4: 1-25
Pendahuluan
surat Paulus ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk menjelaskan pengajarannya. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut terjadilah bentuk dialog antara Paulus dan orang Yahudi. Dalam pasal 4, paulus meneruskan ‘percakapan’ dengan orang-orang Yahudi Kristen. Ia hendak meneguhkan apa yang telah dikatakan dalam pasal 3 mengenai pembenaran oleh iman. Dalam pasal ini orang Yahudi mengangkat Abraham, bapak leluhur mereka. Paulus meyakinkan kepada orang-orang yahudi bahwa pembenaran yang berasal dari Allah bukan karena perbuatan manusia akan hukum taurat dan sunat, melainkan karena iman.
Maka dalam paper ini kelompok ingin menjelaskan pandangan Paulus terhadap orang Yahudi tentang pembenaran oleh Allah melalui perbuatan atau iman.
Roma 4:1 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
Jadi apa yang kita akan katakan tentang apa yang Abraham bapak leluhur kita menurut jasmani?
Ayat 1: sebenarnya kata ini bukan ‘jadi’, seperti sebuah kesimpulan. Tepatnya adalah kata ‘lalu’ atau karena itu. Jadi pasal 4 bukan kesimpulan dari pasal-pasal sebelumya tapi pengembangan lebih lanjut dari pasal 3
Pada pasal 4, paulus berbicara tentang Abraham, sebab menurut orang-orang Yahudi, Abraham dibenarkan karena perbuatannya. Abraham dipandang sebagai tokoh dalam hubungan Allah dengan manusia dalam hal perbuatan. perbuatan yang dimaksud ialah melakukan hukum Taurat.
Paulus menolak perbuatan itu. Dia membantah bahwa Abraham dibenarkan karena perbuatan. Di akhir ayat ini, Paulus mengapa Abraham sebagai Bapa leluhur jasmani (menurut daging). Ungkapan ini sangat terkenal di kalangan Yahudi karena mereka menganggap diri keturunan Abraham menurut daging. Tapi dipihak lain, Paulus menganggap Abraham sebagai Bapa Rohani
Roma 4:2 Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Rom 4:3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
sebab jika Abraham karena perbuatan-perbuatan (yang dituntut hukum taurat) dibenarkan, ia mempunyai hal yang dibanggakan, tetapi tidak didepan Allah. Sebab apakah yang dikatakan Alkitab? Lalu Abraham percaya kepada Allah, dan (itu) telah diperhitungkan kepadanya sebagai status yang dibenarkan.
 (iman, percaya). Menurut Pada ayat 2 dan 3, kata kuncinya adalah  orang Yahudi, percaya Abraham adalah dianggap karena perbuatannya. Tetapi bagi Paulus, Abraham dibenarkan karena kepercayaannya kepada Tuhan.
Roma 4:5-6 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. TB Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya
Adapun (kepada orang yang) bekerja pahala tidak diperhitungkan menurut kemurahan hati tetapi menurut kewajiban. (Kepada orang yang) tidak bekerja tetapi percaya kepada (dia yang) membenarkan orang tidak saleh diperhitungkan imannya sebagai status yang dibenarkan. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
Dalam ayat ini, kerja dianggap bukan pembenaran oleh iman. Paulus membantah iman Abraham dibenarkan karena perbuatan. Pembenaran yang diberikan kepada Abraham adalah sebagai anugerah karena iman. Bagi Paulus, Abraham tidak melakukan sunat pada waktu itu. Penekanannya bukan pada pelaksanaan Hukum Taurat tapi oleh iman.
Roma 4:6 Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:
Sama seperti juga Daud mengatakan keadaan diberkati (atas) orang yang diperhitungkan Allah statusnya dibenarkan tanpa perbuatannya:
Ayat 6, kathaper (harafiahnya; sebagaimana, sama seperti). Dan dalam ayat ini ditekankan tentang hal berbahagia, yang dalam bahasa Yunani yaitu; makarismon (ucapan bahagia) namun pada terjemahan LAI ayat ini diartikan sebagai yang dibenarkan oleh Allah. Paulus menegaskan kembali bahwa Daud pun meyakinkan bukan perbuatan manusia yang dibenarkan oleh Allah dan Paulus menghubungkan kepada ungkapan Daud mengenai “Berbahagialah orang yang dibenarkan oleh Allah bukan karena perbuatannya”.
"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."
Diberkatilah (orang-orang) yang telah diampuni perbuatan-perbuatan (mereka) yang melanggar hukum dan (orang-orang) yang telah ditutupi dosa-dosanya; diberkatilah orang yang (pasti tidak) diingat (akan) Tuhan kesalahannya.
Ayat 7 dan 8, ada kutipan mazmur 32 : 1 dan 2. Ayat yang dikutip ini untuk memperkuat argument Paulus. Kata kunci dalam ayat ini adalah makarios (berbahagia). Kata ini dipakai oleh Paulus untuk menunjuk kepada seseorang yang diampuni dosanya atau tidak diperhitungkan kesalahannya.
Rom 4:9 Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.
Karena itu yang diberkati ini hanya berlaku atas golongan yang bersunat atau juga atas golongan yang tidak bersunat? Kami mengatakan sebab, iman Abraham diperhitungkan sebagai status yang dibenarkan.
Ayat 9, pada ayat ini, orang Yahudi menganggap ‘kebahagiaan’ hanya bagi mereka. Ternyata pandangan ini bertentangan dengan pemahaman Paulus. Paulus mengatakan bahwa orang yang tidak bersunat juga mendapatkan kebahagiaan. Dengan kata lain, bagi Paulus sunat tidak menjadi patokan mendapatkan kebahagiaan. Melainkan hanya pembenaran oleh iman sesorang mendapatkan kebahagiaan. Sama seperti Abraham yang bahagia walaupun tidak disunat karena ia memiliki iman.
Roma 4:10 Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
Lalu, bagaimana itu diperhitungkan? adalah ketika keadaan bersunat atau ketika keadaan tidak bersunat.
Ayat 10, Paulus menegaskan kembali bahwa Abraham dibenarkan bukan setelah di sunat melainkan sebelum di sunat. Ia mengacu kepada fakta kehidupan Abraham di Kej 15:6 dimana Abraham dibenarkan oleh TUHAN dan peristiwa perjanjian sunat antara Allah dengan Abraham terjadi di Kej. 17:11. Kejadian ini terjadi 29 tahun setelah peristiwa yang dikisahkan di kej. 15:6.
Roma 4:11 Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,
Dan tanda ia menerima keadaan bersunat (sebagai) suatu segel yang menegaskan status yang dibenarkan dari iman ketika tidak bersunat, supaya dia menjadi bapak semua (orang-orang yang) percaya ketika tidak bersunat, supaya diperhitungkan juga status dibenarkan kepada mereka,

Ayat 11keadaan tidak bersunat. Menurut orang Yahudi, sunat itu merupakan tanda. Tetapi bagi Paulus, sunat adalah materai perjanjian yang merupakan kebenaran berdasarkan iman.
Rom 4:12 dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat. dan bapak dari golongan yang bersunat (bagi orang-orang yang) mengikuti jejak-jejak iman bapak leluhur kita Abraham dalam keadaan tidak bersunat
Ayat 12 memberikan penjelasan ulang mengenai pernyataan Paulus bahwa orang yang bukan Yahudi juga dapat mendapatkan kebahagiaan karena iman. Oleh karena itu, merekan yang mengikuti iman Abraham itu disebut anak-anak Abraham. Jadi Abraham adalah bapa bagi orang-orangn Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi. Kebapaan Abraham yang universal itu terjadi karena iman dan bukan karena sunat atau perbuatan. Pernyataan Abraham itu ditentang oleh orang Yahudi, karena bagi mereka untuk menjadi anak-anak Abraham setiap orang harus di sunat.
Rom 4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman.
Sebab bukan karena hukum Taurat janji (diberikan) kepada Abraham atau kepada keturunannya yang mewarisi dunia, tetapi karena pembenaran melalui iman.
Di dalam ayat 13b tidak ada kata kerja telah diberikan, itu merupakan tetapi yang pertama berfungsipenambahan dari LAI. Terdapat dua huruf  janji). Sedangkan yang sebagai definite artikel terhadap secara harafiah kedua berfungsi sebagai konjungsi, atau.  berarti benih, tetapi disini diartikan keturunan (bnd. Kej 12:7; 15:5). diartikan oleh menjadi waris) Kata berhak menerima  LAI: memiliki.
Kata sebab di awal ayat ini menekankan perkataan Paulus di ayat 11-12 yang berfungsi sebagai kesimpulan. Perjanjian yang diberikan bukan melalui hukum tetapi iman. Orang Yahudi meyakini bahwa Abraham menerima janji Allah karena melakukan dan memelihara hukum Taurat, tetapi Paulus tidak menyetujui pernyataan itu, menurutnya bukan karena hukum Taurat Abraham diberikan janji, melainkan karena kebenaran imannya dan karena ia menerima perjanjian itu dengan percaya (bnd. Kej 15:6). Keturunan yang akan menjadi ahli waris dari janji Allah kepada Abraham menurut Paulus adalah Kristus dan orang-orang yang percaya akan mewarisinya bersama-sama Kristus (bnd. Roma 8:17). Dunia, alam semesta , di dalam PL maksudnya ialah Tanah Kanaan, tetapi menurut Paulus lebih luas daripada itu, yaitu dunia.
Rom 4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. 15. Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
sebab Jika karena hukum Taurat orang-orang berhak menerimanya, iman telah dianggap tidak berguna dan janji itu telah dibatalkan, karena hukum Taurat mendatangkan hukuman; tetapi dimana tidak ada hukum Taurat tidak ada juga pelanggaran.
Pembahasan ayat 14-15 ini digabungkan karena kedua ayat ini mengandung satu pemikiran. Secara harafiah dapat dikatakan bahwa orang-orang yang hidup di dalam hukum-lah yang berhak menerima warisan itu (orang Israel).Kedua Ayat ini adalah pembuktian perkataan Paulus di ayat 13, bahwa janji itu menjadi sia-sia dan batal apabila hanya orang-orang yang melakukan hukum (orang Yahudi) yang berhak menerimanya.
Rom 4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua.
Oleh sebab itu adalah janji karena iman supaya menurut anugerah, sehingga menjadi pasti janji bagi semua keturunan, bukan hanya bagi keturunan dari hukum Taurat itu melainkan juga bagi keturunan dari iman Abraham, yang adalah bapak kita semua.
Sebenaranya kalimat ini tidak memiliki subjek. Jika di ayat 14 yang dipakai adalah kata melalui hukum) di dalam ayat 16 dipakai kata (melalui iman) sebagai penguatan pendapat Paulus. Awal kalimat pada Ayat 16 ini merupakan kesimpulan yang menyatakan hanya imanlah yang memungkinkan Abraham memperoleh janji, dan hukum Turat tidak mungkin menganugerahkan harta yang dijanjikan itu.
Kesimpulan ayat 13-16 (Janji diterima lewat iman, bukan lewat hukum Taurat)
Paulus menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan bangsa-bangsa bukan Yahudi dan bukan dari golongan Taurat menjadi keturunan Abraham yang berhak memperoleh warisan sebab warisan tidak diperoleh hanya dengan menjalankan hukum Taurat, melainkan oleh karena iman.di sisi lain, Paulus tidak menyerang keyakinan orang Yahudi akan hukum Taurat, tetapi ia membantah pemusatan pemikiran yang menyatakan bahwa hukum Taurat dapat menghasilkan kebenaran (janji Allah).
Rom 4:17 Seperti ada tertulis: “engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa”-di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan Firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Seperti yang tertulis Aku telah menetapkan engkau sebagai bapak banyak bangsa-bangsa, yang di hadapan Allah kepada-Nya ia percaya Dia yang menghidupkan orang-orang mati dan memanggil yang tidak ada menjadi ada.
Dua garis penghubung berfungsi sebagai penghubung ayat 17 dengan akhir ayat 16. Kata di hadapan Allah menjelaskan bahwa Abraham diperintahkan Allah untuk menghadap-Nya, atau menjadi bapa banyak orang dihadapan Allah, kalimat dalam tanda petik tersebut dikutip dari Kej 17: 1. Kata  (menghidupkan) jarang terdapat pada surat-surat Paulus yang membangkitkan), jika direfleksikan kepada kita sering ialah  artinya adalah peristiwa pertobatan yang merupakan kebangkitan orang mati dalam dosa hidup di kehidupan baru. Kata menjadikan dengan Firman-Nya berarti Yang memanggil, menjadi ada hos onta (seakan-akan, menjelaskan bahwa Allah mampu menjadikan semua bangsa diluarsehingga) keturunan Abraham secara jasmani, bisa menjadi keturunan Abraham. Paulus menulis Abraham adalah bapak semua orang percaya, dikuatkan dengan pernyataan: “engkau… banyak bangsa”. Banyak bangsa menurut Paulus termasuk bangsa-bangsa kafir yang memperoleh keselamatan sehingga bangsa-bangsa kafir pun menjadi anak-anak Abraham.
Rom 4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “demikianlah banyaknya nanti keturunanmu”.
Bertentangan dengan harapan, Abraham berdasarkan imannya percaya sehingga dia menjadi bapak banyak bangsa-bangsa menurut yang telah dikatakan: “demikian banyak akan menjadi keturunanmu”.
Pusat kalimat pada ayat ini adalah ‘percaya’ bukan berharap. Hal itu menunjukkan bahwa iman itu penuh harapan meskipun tidak ada alasan untuk berharap. Paulus mengatakan seringkali perkataan Allah kepada kita bertentangan dengan kenyataan yang kita miliki. Di sini dapat dilihat dengan jelas bahwa percaya atau iman bukan sesuatu yang sepele.

Rom 4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira 100 tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
dan ia tidak menjadi lemah dalam iman, ia mengetahui atau mempertimbangkan tubuhnya tidak berdaya, karena ia adalah kira-kira seratus tahun, dan karena kematian rahim sarah.
Ayat 19 ini didukung oleh ayat 17 bahwa segala sesuatu yang diperintahkan Allah mungkin bagi kita jika kita memiliki iman dan juga karena segalanya mungkin bagi Allah. Iman yang dimaksud bukanlah iman semu dan iman yang mengharapkan datangnya mujizat, tetapi iman yang percaya bahwa dalam kelemahan dan hal manusiawi kita Allah akan memberi bimbingan menuju pada apa yang Allah perintahkan.
Rom 4:20 tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah. Dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah ia janjikan.
tetapi terhadap janji Allah ia tidak dibimbangkan oleh ketidakpercayaan melainkan diperkuat oleh iman, memberikan pujian kepada Allah dan diyakinkan sepenuhnya bahwa Dia berkuasa melakukan apa yang telah Dia janjikan.
Ayat ) yang 20 adalah kelanjutan dari ayat 19 namun, terdapat kata tetapi ( menunjukkan ada pertentangan antara “janji yang meragukan” dengan “sikap melawan dari bathin (iman) yang menguatkan”. Pada ayat 20 dan 21 Paulus menarik kesimpulan dari kehidupan Abraham yang menjadikan Allah sebagai tumpuan iman Abraham. Abraham tidak bimbang atau tidak percaya kepada Allah dalam kondisi yang tidak memungkinkan baginya melainkan iman Abraham bertambah kuat. Hal ini ditandai ia memuliakan Allah dan dengan penuh keyakinan mengakui bahwa Allah berkuasa karena percaya ia diberikan jalan keluar.
Rom 4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
karena itu juga itu diperhitungkan kepadanya sebagai status yang dibenarkan.
Yang diperhitungkan kepada Abraham sebagai kebenaran adalah imannya, dan yang berhak memperhitungkan kebenaran itu hanya Allah sebagai pemilik kemauan atau hak bebas bukan karena kewajiban Allah.
Kesimpulan ayat 17-22 (iman Abraham bersandar hanya pada kuasa Allah pencipta)
Paulus menggambarkan iman Abraham sebagai iman yang diharapkan Allah karena itulah yang akan diperhitungkan Allah sebagai kebenaran. Inilah akhir uraian Paulus mengenai tokoh Abraham dan sifat iman Abraham yang patut diteladani.
Rom 4:23 “hal ini diperhitungkan kepadanya”, tidak ditulis untuk Abraham saja, 24. tetapi ditulis juga untuk kita: sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati.
karena ini bukan tertulis untuk dia saja: “bahwa itu diperhitungkan kepadanya” tetapi juga kepada kita, hal itu harus diperhitungkan, kepada orang-orang yang percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus Tuhan kita dari orang-orang mati.
disini bukan menunjukkan sebuah pertentangan tetapi untuk Kata  menunjukkan penutup pasal 4 ini. Paulus mengutip beberapa kata dari Kej 15:6 sebagai acuan keseluruhan ayat ini sesuai dengan cara mengutip ayat yang sering digunakan di dalam Perjanjian baru.
Apa yang telah dituliskan bukanlah hanya untuk Abraham tetapi untuk kita, dan isinya juga menyangkut kita. Kita yaitu orang Kristen Yahudi dan orang Kristen bukan Yahudi, semua orang percaya. Kepada kita pun Tuhan memperhitungkannya mellei logizesthai, hendak/akan memperhitungkannya. Beberapa penafsir mengartikan itu mengenai hukuman terakhir, tetapi Paulus menggunakan kata itu karena ia menempatkan dirinya pada zaman Abraham. Kata kepada Dia yang telah membangkitkan Yesus menunjukkan kesamaan antara iman orang Kristen dengan iman Abraham bahwa tidak ada harapan yang berdasarkan kekuatan atau perbuatan, dan perbedaan yaitu kedudukan Abraham dengan kedudukan orang Kristen, dimana saat itu semua masih bersifat janji, harapan dan masa depan, sedangkan kedudukan orang Kristen pada asasnya telah digenapi melalui kematian dan kebangkitan Yesus kristus. Untuk panggilan Tuhan Paulus mengikuti kebiasaan yang dipakai di dalam ibadah jemaat, bahkan saat pembaptisan.
Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
yang telah diserahkan karena pelanggaran-pelanggaran kita lalu telah dibangkitkan untuk pembenaran kita.
Dalam ayat terakhir ini Paulus membuktikan keyakinannya bahwa iman kita pun menghasilkan pembenaran kita, seperti iman Abraham. Paulus mengatakan kebangkitan Yesus berkaitan dengan kematian-Nya dan hal itu berhubungan juga dengan pembenaran kita (keduanya sejajar), dan tidak perlu dipisahkan seolah-olah kematian Kristus hanya demi penghapusan dosa, sedangkan sejak kebangkitan-Nya pembenaran kita mulai berlaku.
Paulus menafsirkan perkataan nabi Yesaya sebagai nubuat tentang Yesus kristus maka ayat ini bermakna ganda, membuktikan segala sanggahan bahwa PL digenapi di dalam Kristus dan membuktikan bahwa di dalam Kristus PL memang digenapi bukan dibatalkan.
Kesimpulan ayat 23-25 ( maka mereka yang percaya kepada Kristus memperoleh karunia yang diterima Abraham)
Paulus memberitahukan bahwa isi Injil adalah hal-hal yang tertulis di dalam PL, khususnya Kitab Taurat (bnd. 3:21b). tokoh Abraham memperjelas bahwa pembenaran Abraham adalah pembenaran oleh iman sama seperti yang akan dilakukan kepada orang-orang Kristen. Pembenaran oleh Allah menjadi hal penting bagi Paulus dan Abraham merupakan jaminan bagi orang percaya. Oleh karena itu, Abraham layak disebut bapa orang percaya.
Kesimpulan

Dalam pasal 4 ini Paulus sebenarnya menegaskan bahwa pembenaran adalah perbuatan Allah dan diperhitungkan dengan iman yang kita miliki. Orang yang beriman menurut Paulus bukan hanya orang yang menjalankan hukum Taurat dan menerima sunat, (Abraham menerima sunat setelah menerima perjanjian) tetapi orang yang iman percayanya diperhitungkan Allah (tidak meragukan janji itu sekalipun kenyataan hidupnya tidak memungkinkan). Pengalaman Abraham bukan hanya sekedar menjadi contoh bagi kita melainkan sebagai jaminan bagi setiap orang percaya untuk mendapatkan pembenaran. Keturunan yang menjadi ahli waris adalah bukan saja keturunan jasmani Abraham tetapi berlaku juga untuk kita, orang-orang yang percaya kepada kristus sang Ahli waris.

3 komentar: