Tafsir Roma Pasal 4: 1-25

Nama : Dermas
Takela
Nim : 3634.32
Prodi : Teologi.


Roma
Pasal 4: 1-25
Pendahuluan
surat
Paulus ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk menjelaskan pengajarannya.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut terjadilah bentuk dialog antara
Paulus dan orang Yahudi. Dalam pasal 4, paulus meneruskan ‘percakapan’ dengan
orang-orang Yahudi Kristen. Ia hendak meneguhkan apa yang telah dikatakan dalam
pasal 3 mengenai pembenaran oleh iman. Dalam pasal ini orang Yahudi mengangkat
Abraham, bapak leluhur mereka. Paulus meyakinkan kepada orang-orang yahudi
bahwa pembenaran yang berasal dari Allah bukan karena perbuatan manusia akan
hukum taurat dan sunat, melainkan karena iman.
Maka
dalam paper ini kelompok ingin menjelaskan pandangan Paulus terhadap orang
Yahudi tentang pembenaran oleh Allah melalui perbuatan atau iman.
Roma
4:1 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
Jadi
apa yang kita akan katakan tentang apa yang Abraham bapak leluhur kita menurut
jasmani?
Ayat
1: sebenarnya kata ini bukan ‘jadi’, seperti sebuah kesimpulan. Tepatnya adalah
kata ‘lalu’ atau karena itu. Jadi pasal 4 bukan kesimpulan dari pasal-pasal
sebelumya tapi pengembangan lebih lanjut dari pasal 3
Pada
pasal 4, paulus berbicara tentang Abraham, sebab menurut orang-orang Yahudi,
Abraham dibenarkan karena perbuatannya. Abraham dipandang sebagai tokoh dalam
hubungan Allah dengan manusia dalam hal perbuatan. perbuatan yang dimaksud
ialah melakukan hukum Taurat.
Paulus
menolak perbuatan itu. Dia membantah bahwa Abraham dibenarkan karena perbuatan.
Di akhir ayat ini, Paulus mengapa
Abraham sebagai Bapa leluhur jasmani (menurut daging). Ungkapan ini sangat
terkenal di kalangan Yahudi karena mereka menganggap diri keturunan Abraham
menurut daging. Tapi dipihak lain, Paulus menganggap Abraham sebagai Bapa
Rohani
Roma
4:2 Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar
untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Rom 4:3 Sebab apakah dikatakan
nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
sebab
jika Abraham karena perbuatan-perbuatan (yang dituntut hukum taurat)
dibenarkan, ia mempunyai hal yang dibanggakan, tetapi tidak didepan Allah.
Sebab apakah yang dikatakan Alkitab? Lalu Abraham percaya kepada Allah, dan
(itu) telah diperhitungkan kepadanya sebagai status yang dibenarkan.
(iman, percaya). Menurut Pada ayat 2 dan 3, kata
kuncinya adalah orang Yahudi, percaya
Abraham adalah dianggap karena perbuatannya. Tetapi bagi Paulus, Abraham
dibenarkan karena kepercayaannya kepada Tuhan.
Roma 4:5-6 Tetapi kalau ada orang yang
tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya
diperhitungkan menjadi kebenaran. TB Kalau ada orang yang bekerja, upahnya
tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya
Adapun
(kepada orang yang) bekerja pahala tidak diperhitungkan menurut kemurahan hati
tetapi menurut kewajiban. (Kepada orang yang) tidak bekerja tetapi percaya
kepada (dia yang) membenarkan orang tidak saleh diperhitungkan imannya sebagai
status yang dibenarkan. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran.
Dalam
ayat ini, kerja dianggap bukan pembenaran oleh iman. Paulus membantah iman
Abraham dibenarkan karena perbuatan. Pembenaran yang diberikan kepada Abraham
adalah sebagai anugerah karena iman. Bagi Paulus, Abraham tidak melakukan sunat
pada waktu itu. Penekanannya bukan pada pelaksanaan Hukum Taurat tapi oleh
iman.
Roma
4:6 Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan
berdasarkan perbuatannya:
Sama
seperti juga Daud mengatakan keadaan diberkati (atas) orang yang diperhitungkan
Allah statusnya dibenarkan tanpa perbuatannya:
Ayat
6, kathaper (harafiahnya; sebagaimana, sama seperti). Dan dalam ayat ini ditekankan
tentang hal berbahagia, yang dalam bahasa Yunani yaitu; makarismon (ucapan
bahagia) namun pada terjemahan LAI ayat ini diartikan sebagai yang dibenarkan
oleh Allah. Paulus menegaskan kembali bahwa Daud pun meyakinkan bukan perbuatan
manusia yang dibenarkan oleh Allah dan Paulus menghubungkan kepada ungkapan
Daud mengenai “Berbahagialah orang yang dibenarkan oleh Allah bukan karena
perbuatannya”.
"Berbahagialah
orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;
berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan
kepadanya."
Diberkatilah
(orang-orang) yang telah diampuni perbuatan-perbuatan (mereka) yang melanggar
hukum dan (orang-orang) yang telah ditutupi dosa-dosanya; diberkatilah orang
yang (pasti tidak) diingat (akan) Tuhan kesalahannya.
Ayat
7 dan 8, ada kutipan mazmur 32 : 1 dan 2. Ayat yang dikutip ini untuk
memperkuat argument Paulus. Kata kunci dalam ayat ini adalah makarios
(berbahagia). Kata ini dipakai oleh Paulus untuk menunjuk kepada seseorang yang
diampuni dosanya atau tidak diperhitungkan kesalahannya.
Rom
4:9 Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga
bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman
diperhitungkan sebagai kebenaran.
Karena
itu yang diberkati ini hanya berlaku atas golongan yang bersunat atau juga atas
golongan yang tidak bersunat? Kami mengatakan sebab, iman Abraham
diperhitungkan sebagai status yang dibenarkan.
Ayat
9, pada ayat ini, orang Yahudi menganggap ‘kebahagiaan’ hanya bagi mereka.
Ternyata pandangan ini bertentangan dengan pemahaman Paulus. Paulus mengatakan
bahwa orang yang tidak bersunat juga mendapatkan kebahagiaan. Dengan kata lain,
bagi Paulus sunat tidak menjadi patokan mendapatkan kebahagiaan. Melainkan
hanya pembenaran oleh iman sesorang mendapatkan kebahagiaan. Sama seperti
Abraham yang bahagia walaupun tidak disunat karena ia memiliki iman.
Roma
4:10 Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia
disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
Lalu,
bagaimana itu diperhitungkan? adalah ketika keadaan bersunat atau ketika
keadaan tidak bersunat.
Ayat
10, Paulus menegaskan kembali bahwa Abraham dibenarkan bukan setelah di sunat
melainkan sebelum di sunat. Ia mengacu kepada fakta kehidupan Abraham di Kej
15:6 dimana Abraham dibenarkan oleh TUHAN dan peristiwa perjanjian sunat antara
Allah dengan Abraham terjadi di Kej. 17:11. Kejadian ini terjadi 29 tahun
setelah peristiwa yang dikisahkan di kej. 15:6.
Roma
4:11 Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman
yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa
semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada
mereka,
Dan
tanda ia menerima keadaan bersunat (sebagai) suatu segel yang menegaskan status
yang dibenarkan dari iman ketika tidak bersunat, supaya dia menjadi bapak semua
(orang-orang yang) percaya ketika tidak bersunat, supaya diperhitungkan juga
status dibenarkan kepada mereka,
Ayat
11keadaan tidak bersunat. Menurut orang Yahudi, sunat itu merupakan tanda.
Tetapi bagi Paulus, sunat adalah materai perjanjian yang merupakan kebenaran
berdasarkan iman.
Rom
4:12 dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya
bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada
masa ia belum disunat. dan bapak dari golongan yang bersunat (bagi orang-orang
yang) mengikuti jejak-jejak iman bapak leluhur kita Abraham dalam keadaan tidak
bersunat
Ayat
12 memberikan penjelasan ulang mengenai pernyataan Paulus bahwa orang yang
bukan Yahudi juga dapat mendapatkan kebahagiaan karena iman. Oleh karena itu,
merekan yang mengikuti iman Abraham itu disebut anak-anak Abraham. Jadi Abraham
adalah bapa bagi orang-orangn Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi. Kebapaan
Abraham yang universal itu terjadi karena iman dan bukan karena sunat atau
perbuatan. Pernyataan Abraham itu ditentang oleh orang Yahudi, karena bagi
mereka untuk menjadi anak-anak Abraham setiap orang harus di sunat.
Rom
4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan
keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran berdasarkan
iman.
Sebab
bukan karena hukum Taurat janji (diberikan) kepada Abraham atau kepada
keturunannya yang mewarisi dunia, tetapi karena pembenaran melalui iman.
Di
dalam ayat 13b tidak ada kata kerja telah diberikan, itu merupakan tetapi yang
pertama berfungsipenambahan dari LAI. Terdapat dua huruf janji). Sedangkan yang sebagai definite artikel
terhadap secara
harafiah kedua
berfungsi sebagai konjungsi, atau.
berarti benih, tetapi disini diartikan keturunan (bnd. Kej 12:7; 15:5).
diartikan oleh menjadi
waris) Kata
berhak menerima LAI: memiliki.
Kata
sebab di awal ayat ini menekankan perkataan Paulus di ayat 11-12 yang berfungsi
sebagai kesimpulan. Perjanjian yang diberikan bukan melalui hukum tetapi iman.
Orang Yahudi meyakini bahwa Abraham menerima janji Allah karena melakukan dan
memelihara hukum Taurat, tetapi Paulus tidak menyetujui pernyataan itu,
menurutnya bukan karena hukum Taurat Abraham diberikan janji, melainkan karena
kebenaran imannya dan karena ia menerima perjanjian itu dengan percaya (bnd.
Kej 15:6). Keturunan yang akan menjadi ahli waris dari janji Allah kepada
Abraham menurut Paulus adalah Kristus dan orang-orang yang percaya akan
mewarisinya bersama-sama Kristus (bnd. Roma 8:17). Dunia, alam semesta , di
dalam PL maksudnya ialah Tanah Kanaan, tetapi menurut Paulus lebih luas
daripada itu, yaitu dunia.
Rom
4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian
yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. 15. Karena
hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di
situ tidak ada juga pelanggaran.
sebab
Jika karena hukum Taurat orang-orang berhak menerimanya, iman telah dianggap
tidak berguna dan janji itu telah dibatalkan, karena hukum Taurat mendatangkan
hukuman; tetapi dimana tidak ada hukum Taurat tidak ada juga pelanggaran.
Pembahasan
ayat 14-15 ini digabungkan karena kedua ayat ini mengandung satu pemikiran.
Secara harafiah dapat dikatakan bahwa orang-orang yang hidup di dalam hukum-lah
yang berhak menerima warisan itu (orang Israel).Kedua Ayat ini adalah
pembuktian perkataan Paulus di ayat 13, bahwa janji itu menjadi sia-sia dan
batal apabila hanya orang-orang yang melakukan hukum (orang Yahudi) yang berhak
menerimanya.
Rom
4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia,
sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi
mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari
iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua.
Oleh
sebab itu adalah janji karena iman supaya menurut anugerah, sehingga menjadi
pasti janji bagi semua keturunan, bukan hanya bagi keturunan dari hukum Taurat
itu melainkan juga bagi keturunan dari iman Abraham, yang adalah bapak kita
semua.
Sebenaranya
kalimat ini tidak memiliki subjek. Jika di ayat 14 yang dipakai adalah kata
melalui hukum) di dalam ayat 16 dipakai kata
(melalui iman) sebagai penguatan pendapat Paulus. Awal kalimat pada Ayat 16 ini
merupakan kesimpulan yang menyatakan hanya imanlah yang memungkinkan Abraham
memperoleh janji, dan hukum Turat tidak mungkin menganugerahkan harta yang dijanjikan
itu.
Kesimpulan
ayat 13-16 (Janji diterima lewat iman, bukan lewat hukum Taurat)
Paulus
menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan bangsa-bangsa bukan Yahudi dan
bukan dari golongan Taurat menjadi keturunan Abraham yang berhak memperoleh
warisan sebab warisan tidak diperoleh hanya dengan menjalankan hukum Taurat,
melainkan oleh karena iman.di sisi lain, Paulus tidak menyerang keyakinan orang
Yahudi akan hukum Taurat, tetapi ia membantah pemusatan pemikiran yang
menyatakan bahwa hukum Taurat dapat menghasilkan kebenaran (janji Allah).
Rom
4:17 Seperti ada tertulis: “engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak
bangsa”-di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang
menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan Firman-Nya apa yang tidak
ada menjadi ada.
Seperti
yang tertulis Aku telah menetapkan engkau sebagai bapak banyak bangsa-bangsa,
yang di hadapan Allah kepada-Nya ia percaya Dia yang menghidupkan orang-orang
mati dan memanggil yang tidak ada menjadi ada.
Dua
garis penghubung berfungsi sebagai penghubung ayat 17 dengan akhir ayat 16.
Kata di hadapan Allah menjelaskan bahwa Abraham diperintahkan Allah untuk
menghadap-Nya, atau menjadi bapa banyak orang dihadapan Allah, kalimat dalam
tanda petik tersebut dikutip dari Kej 17: 1. Kata (menghidupkan) jarang terdapat pada surat-surat
Paulus yang membangkitkan), jika direfleksikan kepada kita sering ialah artinya adalah peristiwa pertobatan yang
merupakan kebangkitan orang mati dalam dosa hidup di kehidupan baru. Kata
menjadikan dengan Firman-Nya berarti Yang memanggil, menjadi ada hos onta
(seakan-akan, menjelaskan bahwa Allah mampu menjadikan semua bangsa
diluarsehingga) keturunan Abraham secara jasmani, bisa menjadi keturunan
Abraham. Paulus menulis Abraham adalah bapak semua orang percaya, dikuatkan
dengan pernyataan: “engkau… banyak bangsa”. Banyak bangsa menurut Paulus
termasuk bangsa-bangsa kafir yang memperoleh keselamatan sehingga bangsa-bangsa
kafir pun menjadi anak-anak Abraham.
Rom
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap
juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah
difirmankan: “demikianlah banyaknya nanti keturunanmu”.
Bertentangan
dengan harapan, Abraham berdasarkan imannya percaya sehingga dia menjadi bapak
banyak bangsa-bangsa menurut yang telah dikatakan: “demikian banyak akan
menjadi keturunanmu”.
Pusat
kalimat pada ayat ini adalah ‘percaya’ bukan berharap. Hal itu menunjukkan
bahwa iman itu penuh harapan meskipun tidak ada alasan untuk berharap. Paulus
mengatakan seringkali perkataan Allah kepada kita bertentangan dengan kenyataan
yang kita miliki. Di sini dapat dilihat dengan jelas bahwa percaya atau iman
bukan sesuatu yang sepele.
Rom
4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui bahwa tubuhnya sudah
sangat lemah, karena usianya telah kira-kira 100 tahun, dan bahwa rahim Sara telah
tertutup.
dan
ia tidak menjadi lemah dalam iman, ia mengetahui atau mempertimbangkan tubuhnya
tidak berdaya, karena ia adalah kira-kira seratus tahun, dan karena kematian
rahim sarah.
Ayat
19 ini didukung oleh ayat 17 bahwa segala sesuatu yang diperintahkan Allah
mungkin bagi kita jika kita memiliki iman dan juga karena segalanya mungkin
bagi Allah. Iman yang dimaksud bukanlah iman semu dan iman yang mengharapkan
datangnya mujizat, tetapi iman yang percaya bahwa dalam kelemahan dan hal
manusiawi kita Allah akan memberi bimbingan menuju pada apa yang Allah
perintahkan.
Rom
4:20 tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan,
malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah. Dengan penuh
keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah ia janjikan.
tetapi
terhadap janji Allah ia tidak dibimbangkan oleh ketidakpercayaan melainkan
diperkuat oleh iman, memberikan pujian kepada Allah dan diyakinkan sepenuhnya
bahwa Dia berkuasa melakukan apa yang telah Dia janjikan.
Ayat
) yang 20
adalah kelanjutan dari ayat 19 namun, terdapat kata tetapi ( menunjukkan ada
pertentangan antara “janji yang meragukan” dengan “sikap melawan dari bathin
(iman) yang menguatkan”. Pada ayat 20 dan 21 Paulus menarik kesimpulan dari
kehidupan Abraham yang menjadikan Allah sebagai tumpuan iman Abraham. Abraham
tidak bimbang atau tidak percaya kepada Allah dalam kondisi yang tidak
memungkinkan baginya melainkan iman Abraham bertambah kuat. Hal ini ditandai ia
memuliakan Allah dan dengan penuh keyakinan mengakui bahwa Allah berkuasa
karena percaya ia diberikan jalan keluar.
Rom
4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
karena
itu juga itu diperhitungkan kepadanya sebagai status yang dibenarkan.
Yang
diperhitungkan kepada Abraham sebagai kebenaran adalah imannya, dan yang berhak
memperhitungkan kebenaran itu hanya Allah sebagai pemilik kemauan atau hak
bebas bukan karena kewajiban Allah.
Kesimpulan
ayat 17-22 (iman Abraham bersandar hanya pada kuasa Allah pencipta)
Paulus
menggambarkan iman Abraham sebagai iman yang diharapkan Allah karena itulah
yang akan diperhitungkan Allah sebagai kebenaran. Inilah akhir uraian Paulus
mengenai tokoh Abraham dan sifat iman Abraham yang patut diteladani.
Rom
4:23 “hal ini diperhitungkan kepadanya”, tidak ditulis untuk Abraham saja, 24.
tetapi ditulis juga untuk kita: sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya,
karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita,
dari antara orang mati.
karena
ini bukan tertulis untuk dia saja: “bahwa itu diperhitungkan kepadanya” tetapi
juga kepada kita, hal itu harus diperhitungkan, kepada orang-orang yang percaya
kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus Tuhan kita dari orang-orang mati.
disini
bukan menunjukkan sebuah pertentangan tetapi untuk Kata menunjukkan penutup pasal 4 ini. Paulus
mengutip beberapa kata dari Kej 15:6 sebagai acuan keseluruhan ayat ini sesuai
dengan cara mengutip ayat yang sering digunakan di dalam Perjanjian baru.
Apa
yang telah dituliskan bukanlah hanya untuk Abraham tetapi untuk kita, dan
isinya juga menyangkut kita. Kita yaitu orang Kristen Yahudi dan orang Kristen
bukan Yahudi, semua orang percaya. Kepada kita pun Tuhan memperhitungkannya
mellei logizesthai, hendak/akan memperhitungkannya. Beberapa penafsir
mengartikan itu mengenai hukuman terakhir, tetapi Paulus menggunakan kata itu
karena ia menempatkan dirinya pada zaman Abraham. Kata kepada Dia yang telah
membangkitkan Yesus menunjukkan kesamaan antara iman orang Kristen dengan iman
Abraham bahwa tidak ada harapan yang berdasarkan kekuatan atau perbuatan, dan
perbedaan yaitu kedudukan Abraham dengan kedudukan orang Kristen, dimana saat
itu semua masih bersifat janji, harapan dan masa depan, sedangkan kedudukan
orang Kristen pada asasnya telah digenapi melalui kematian dan kebangkitan
Yesus kristus. Untuk panggilan Tuhan Paulus mengikuti kebiasaan yang dipakai di
dalam ibadah jemaat, bahkan saat pembaptisan.
Roma 4:25 Yesus, yang telah
diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
yang
telah diserahkan karena pelanggaran-pelanggaran kita lalu telah dibangkitkan
untuk pembenaran kita.
Dalam
ayat terakhir ini Paulus membuktikan keyakinannya bahwa iman kita pun
menghasilkan pembenaran kita, seperti iman Abraham. Paulus mengatakan
kebangkitan Yesus berkaitan dengan kematian-Nya dan hal itu berhubungan juga
dengan pembenaran kita (keduanya sejajar), dan tidak perlu dipisahkan
seolah-olah kematian Kristus hanya demi penghapusan dosa, sedangkan sejak
kebangkitan-Nya pembenaran kita mulai berlaku.
Paulus
menafsirkan perkataan nabi Yesaya sebagai nubuat tentang Yesus kristus maka
ayat ini bermakna ganda, membuktikan segala sanggahan bahwa PL digenapi di
dalam Kristus dan membuktikan bahwa di dalam Kristus PL memang digenapi bukan
dibatalkan.
Kesimpulan
ayat 23-25 ( maka mereka yang percaya kepada Kristus memperoleh karunia yang
diterima Abraham)
Paulus
memberitahukan bahwa isi Injil adalah hal-hal yang tertulis di dalam PL,
khususnya Kitab Taurat (bnd. 3:21b). tokoh Abraham memperjelas bahwa pembenaran
Abraham adalah pembenaran oleh iman sama seperti yang akan dilakukan kepada
orang-orang Kristen. Pembenaran oleh Allah menjadi hal penting bagi Paulus dan
Abraham merupakan jaminan bagi orang percaya. Oleh karena itu, Abraham layak
disebut bapa orang percaya.
Kesimpulan
Dalam
pasal 4 ini Paulus sebenarnya menegaskan bahwa pembenaran adalah perbuatan
Allah dan diperhitungkan dengan iman yang kita miliki. Orang yang beriman
menurut Paulus bukan hanya orang yang menjalankan hukum Taurat dan menerima
sunat, (Abraham menerima sunat setelah menerima perjanjian) tetapi orang yang
iman percayanya diperhitungkan Allah (tidak meragukan janji itu sekalipun
kenyataan hidupnya tidak memungkinkan). Pengalaman Abraham bukan hanya sekedar
menjadi contoh bagi kita melainkan sebagai jaminan bagi setiap orang percaya
untuk mendapatkan pembenaran. Keturunan yang menjadi ahli waris adalah bukan
saja keturunan jasmani Abraham tetapi berlaku juga untuk kita, orang-orang yang
percaya kepada kristus sang Ahli waris.
Terima Kasih GBU🙏
BalasHapusLuar biasa memberkati.
BalasHapusTerima kasih, Tuhan memberkati hambanya.
BalasHapus