LAPORAN BACAAN

Nama : Dermas Takela
Nim : 3634.32
Prodi : Teologi
Mata Kuliah : Pastoral 2
Dosen : Dr. Agus Handonowarih, M.Th
SEKOLAH TINGGI
TOELOGI “IKAT” JAKARTA
2017
BAB I
PENDAMPINGAN DAN KONSELING :
Suatu Fungsi Pastoral
Pendampingan atau bimbingan menurut kartadinata (2011:57)
adalah suatu proses pendidikan kepada individu untuk mencapai tingkat
kemandirian dan perkembangan diri sepanjang hayat (lifelong education) sebagai
proses pendidikan pendampingan merupakan bantuan untuk memfasilitasi indifidu
mengembangkan kemampuan potensi dan sistem nilai yang dianut melakukan pilihan
dan pengambilan keputusan atas tanggung jawab mandiri.
Konseling berasal dari bahasa inggris to counsel yang
secara harafia berarti memberi arahan. Dengan pengembangan counceling
psicology, di amerika, konselor diartikan sebagai serang yang berusaha menolong
orang yang bermasalah melalui pendekatan psikologis (van Beek 1987:7)
Pastoral berasal dari bahasa latin pastoro dalam bahasa
Yunani disebut poimen yang berarti gembala. Dalam kata gembala terkandung
pengertian tentang hubungan antara Allah yang penuh kasih dengan manusia lemah
yang mengeluarkan arahan dan bimbingan.
Pendampingan pastoral.
Istilah pendampingan yang berasal dari kata kerja
mendampingi sebagai suatu kegiatan menolong karena suatu sebab perlu
didampingi. Interaksi yang terjadi dalam proses pendampingan membuat
pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu membahu, memahami, berbagi
dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan. Pendampingan mendapatkan baik
pendampingan maupun didampingi dalam kedudukan yang seimbang dan dalam hubungan
timbal balik yang serasi dan harmonis.
Pendampingan pastoral merupakan panggilan yang harus
dilakukan oleh setiap orang yang telah merespon panggilan Allah. Pendampingan
pastoral tidak hanya menjadi tanggung jawab seorang pendeta, pastor atau
rohaniwan tetapi semua orang percaya terpanggil untuk melaksanakan tugas
penggembalaan itu.
Pendampingan pastoral adalah suatu penemanan yang
membuahkan dan mampu menghidupkan, mengembangkan kepribadian diri sendiri
dengan menyadari terus menerus sebagai pelayanan yang terluka. Sehubungan
dengan fungsi pendampingan dan konseling pastoral, van Beek (2003:13)
mendefinisikan fungsi sebagai kegunaan atau manfaat yang tidak dapat diperoleh
dari pekerjaan pendampingan dan konseling dengan tujuan-tujuan operasional yang
hendak dicapai dalam memberikan pertolongan.
Beberapa fungsi pendampingan dan konseling pastoral
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Fungsi Bimbingan (Guiding)
2. Fungsi Penopang (Sustaining)
3. Fungsi Penyembuhan (Healing)
4. Fungsi Memulihkan atau Memperbaiki Hubungan
5. Fungsi Memelihara atau Mengasuh
Konseling pastoral
Konseling
pastoral merupakan dimensi pendampingan pastoral dalam melaksanakan fungsi yang
bersifat memperbaiki yang dibutuhkan ketika orang mengalami krisis yang
merintangi pertumbuhannya.
Konseling pastoral memberikan nuansa lain dari biasanya.
Tidak hanya menumpukan orang keluar dari masalahnya. Tetapi dapat meyakinkan
orang dalam menghubungkan dimensi spiritual. Konseling pastoral adalah yang
unik, karena memberi tempat untuk dimensi spiritual agar setiap manusia dilihat
sebagai wujud spiritual baik secara fisik maupun intelektual yang perlu
dihargai sebagai makhluk yang bertumbuh, perkembangan, dan berkreatif, melalui
pengembangan spiritual, orang yang dapat memperbaiki, membangun dan membina
hubungan dengan sesamanya mengalami penyembuhan dan pertumbuhan secara
mengembangkan potensi-potensi yang dianugrahkan Allah baginya.
BAB II
TEOLOGI PASTORAL
Pastoral Membangun Persekutuan dalam Ksih
Pada
saat manusia pertama, adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, Tuhan Allah memanggil
manusia dan berfirman kepadanay “dimanakah engkau?” (Kej. 3:9) peranyaan itu
mengungkapkan keberadaan manusia sebagai makluk ciptaan Allah yang mulia, yang
telah dinodai dan dirasakan oleh ulah manusia sendiri. Manusia takut berjumpa
dengan Allah karena pelanggaran dan perlawanan terhadap kehendaknya, yang
mengakibatkan ketidak harmonisan dan keratakan ituterjadi. Hal itulah
menyebabkan manusia dihukum Allah. Hukum Allah adalah upaya untuk memperbaiki
dan membangun kembali hubungan yang tidak harmonis itu sebagai suatu proses
pastoral Allah kepada manusia. Proses pastoral Allah itu merupakn bentuk
pertanggung jawaban manusia kepada Allah.
Allah bertindak sebagai gembala yang datang untuk
menolong umat ciptaanNya menemukan akar dan penyebab permasalah yang dihadapi,
serta upaya memperbaiki hubungan manusia dengan Allah dan sesamanya.
Tindakan Allah sebagai gembala yang menyelamatkan telah
mendapat tempat dan peran yang lebih nyata dalam pengalaman iman Abraham, Ishak
dan Yakub. Dan hal ini diungkapkan sebagai pengakuan tentang peran Allah yang
menjadi gembala, yang telah menjaga dan memilihara serta melepaskan dari segala
bahaya ketika memberkati Yusuf dan kedua anaknya Efraim dan Manasye (Kej.
48:15).
Pandangan Alkitab PB tentang peran dan fungsi gembala
tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang pekerjaan Tuhan Yesus Kristus
sebagai gembala agung dan gembala yang baik. Yesus telah berhasil secara
meyakinkan, menggenapi seluruh kegagalan gembala Israel. Dalam PL para pemimpin
Israel gagal melakukan pekerjaan gembala, maka Allah datang mengembalakan
umatNya.
Pastoral Menempatkan Konseli dan Konselor dalam Relasinya
dengan Allah dan Sesama.
Relasi merupakan kunci – kunci keberhasilan dalam proses
pastoral. Banyak orang yang datang untuk mencurahkan isi hati dari persoalan
yang dialaminya tidak menjadi jaminan kesuksesan konseling seorang konselor
pastoral. Persoalannya bukan pada banyaknya percakapan tetapi bagaimana kita
dapat membangun relasi yang kondusif yang dapat mengentuh persoalan konseli. Relasi
yang terjadi harus bisa mendorong konseli mengungkapkan masalah yang membebani
dan menekan hidupnya. Sehingga proses konseling tidak hanya memberi kenyamanan,
tetapi tidan menyerahkan konseli memahami posisi dan keberadaanya dangan orang-orang
yang terlibat dalam masalahnya mau pun hubungan dengan konselor pastoral.
Dalam
membangun hubungan tersebut cinta kasih yang tercipta secara emosional dan akal
sehat memberi kemungkinan manusia. Untuk menikmati persekutuan batin dan orang
lain. Orang dapat memanusiakan diri sendiri dan orang lain bila dalam
komunikasi itu mereka dapat membangun hubungan , baik secara vertikal maupun
horisontal.
Pastoral Mebina Iman
Dalam
berjumpa dengan orang lain, setiap pribadi memestikan diri dapat tampil dengan
baik dan dapat meyakinkan orang lain tentang siapa sebenarnya dirinya. Setiap
orang ingin tampil dengan harapan penampilannya menjadi pribadi, tentu sehingga
orang lain dapat memandangnya secara tertentu.
Kemudian seorang konselor pastoral yang penuh dengan
cinta kasih, rela mendengarkan keluhan batin dan kepedulian yang tinggi, tidak
hanya membuat konseli memiliki rasa aman, tetapi juga merasakan kedamaian dan
akan memulihkan hubungan dengan Tuhan sesamanya.
BAB III
RELASI DAN KOMUNIKASIH DALAM KONSELING
Komunikasi merupakan pengungkapan pesan atau berita dalam
membangun relasi sosial budaya. Sebagai makluk sosial budaya, setiap manusia
mempunyai kebutuhan untuk hubungan dan bergaul dengan orang lain. Dalam
hubungan tersebut komunikasi dan relasi terciptasecara emosional dan akal sehat
yang memberi kemungkinan bagi manusia menikmatin persekutuan batin dengan orang
lain. Komunikasi menjadi kunci keberhasilan suatu relasi sosial budaya. Dalam
proses konseling pastoral, komunikasi merupakan sarang yang menciptakan
hubungan dan interaksi sosial budaya bukan hanya antara manusia secara
horisontal, tetapi pastoral konseling juga mendapatkan manusia dalam hubungan
komunikasi dalam hubungan komunikasi dengan Tuhan lsecara vertikal.
·
Layanan konseling
yang komunitatif. Komunikasi yang terjadi dalam suatu layanan konseling adalah
komunikasi tingkat pikir, perasaan dan pribadi.
·
Komunikasi tingkat
berpikir adalah komunikasi yang terjadi dalam kesadaran diri konselor dan
konseli melakukan kesepakatan.
·
Komunikasi tingkat
perasaan adalah komunikasi untuk saling memahami keberadaannya.
·
Komunikasi tingkat
pribadi yaitu komunikasi yang terjadi secara intens dan mendalam antara
konselor dan konseli. Komunikasi yang terjadi pada tingkat ini merupakan suatu
proses aksi dan interaksi.
Relasi Konseling
Konseling sangat perlu mempelajari sifat dan tabiat
manusia karena ia berkerja dibidang hubungan kebiasaan seorang konselor
membutuhkan pengetahuan bagaimana berinteraksi atau saling berhubungan dan
saling mempengaruhi.
Beberapa peran relasi konseling dideskripsikan sebagai barikut :
1. Kehadiran. 4.
Bekerja sama.
2. Mendengarkan. 5.
Kelemah lembutan dan kehangatan.
3. Saling pengertian. 6.
Dapat dipercaya.
BAB IV
KOMUNIKASI DAN
DESKRIMINASI PENILAIAN PRIBADI DALAM KONSELING PASTORAL.
Konseling dan diskriminasi peniaian pribadi merupakan
inti dari empati dasar dari membangun suatu hubungan koseling konseling. Empati
bersal dari bahasa Yunani em dan patos yang artinya peresaan yang
mendalam untuk memahami dunia orang lain.
Empti Dasar
Tahapan menolong dengan empati :
1. Menangkap berita.
2. Merespos dengan empati.
Beberapa fungsi
empati dasar dalam konseling pastoral dideeskripsikan berikut :
1. Kewajaran. 3.
Penjelajahan diri
2. Rasa hormat. 4.
Konkrit
Empati lanjutan
Kerja
sama konselor dengan konseli semakin ditingkatkan karena dalam empati ini bukan
hanya konselor membantu konseli, tetapi konseli harus menolong konselornya
untuk dapat mengerti perasaan orang lain yang berbeda – beda, agar konselin
dapat mengevoluasi diri, cara hidupnya dan bersosialisasinya.
1. Penyingkapan diri konselor.
2. Konfrontasi.
copast ya bang
BalasHapussilahkan bang, ini buat kita sama2 belajar
Hapus